20 Tahun Berlalu, Begini Kondisi Makam Pejuang Reformasi Hafidin Royan

Tragedi Trisakti menjadi simbol dan penanda perlawanan mahasiswa terhadap pemerintahan Orde Baru.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Yudha Maulana
Tribun Jabar/Yongky Yulius
Jana Soepriadi (66), pengurus Taman Makam Ciparumpung, sedang berada di samping makam mendiang Hafidin Royan, di Taman Makam Ciparumpung, Jalan Sirnagalih, RT 03, RW 03, Kelurahan Pasirlayu, Kecamatan Cibeunying Kidul, Bandung, Sabtu (12/5/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dua puluh tahun reformasi berlalu, makam salah satu pejuangnya, mendiang Hafidin Royan, di Taman Makam Ciparumpung, Jalan Sirnagalih, RT 03, RW 03, Kelurahan Pasirlayu, Kecamatan Cibeunying Kidul, Bandung, tampak sudah bertabur bunga.

Di atas makam Hafidin Royan, delapan buah pot kecil terlihat berjejer.

Empat pot berjejer di sebelah kanan makam, dan empat pot lagi berjejer di sisi satunya lagi.

Tepat di tengah makam, taburan bunga yang sudah layu terlihat memenuhinya.

Baca: Persib Tanpa Jonathan Bauman ke Kandang Persebaya, Mario Gomez Anggap Bukan Masalah

Jana Soepriadi (66), pengurus Taman Makam Ciparumpung, mengatakan, taburan bunga itu telah ada sejak Selasa (8/5/2018).

Saat itu, rombongan dari Jakarta, tepatnya dari Universitas Trisakti, datang berziarah.

"Itu Selasa kemarin datang berziarah. Dari Jakarta, dari Universitas Trisakti," kata pria yang mengaku sudah tinggal di Jalan Sirnagalih sejak tahun 1970-an itu.

Saat itu, lanjutnya, rombongan yang datang tak sedikit.

Ada sekitar 200-an orang yang datang untuk berziarah.

Baca: Mario Gomez Puas dengan Perkembangan Persib Bandung

"Itu ada tiga bus sama beberapa mobil kecil yang datang. Ada dari mahasiswa ada dari pejabat kampusnya juga. Ya, mereka berziarah," kata Jana, Sabtu (12/5/2018).

Menurutnya, sejak Hafidin gugur pada 12 Mei 1998 dan dimakamkan di taman makam itu, tradisi ziarah dari Universitas Trisakti tiap tahun selalu dilakukan.

Ziara dilakukan di sekitaran tanggal 12 Mei.

"Dari zaman Pak Thoby rektornya (Prof. DR. Thoby Mutis), mereka sudah sering berkunjung. Memang tradisinya setiap tahun," ujar Jana.

Dilansir dari Kompas.com, dua puluh tahun lalu, 12 Mei 1998, peristiwa mencekam dan berdarah terjadi di kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, saat mahasiswa melakukan demonstrasi menentang pemerintahan Soeharto.

Baca: Baku Tembak di Terminal Pasir Hayam, 4 Orang Terkapar Setelah Dikepung Polisi

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved