Breaking News

Meski Terdampak Banjir, Warga Jatihandap Menolak Pindah, 'Ada Kenangan Disini'

mereka juga mengaku enggan jauh dari lokasi tersebut karena dekat dengan lokasi kerja dan sekolah anak-anaknya.

Penulis: Cipta Permana | Editor: Isal Mawardi
Tribun Jabar/ Gani Kurniawan
Warga membuang barang-barang yang sudah tidak bisa diselamatkan akibat terendam banjir, di RT 02 RW 04, Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Rabu (21/3/2018). Pascabanjir bandang yang menerjang kawasan Cicaheum, warga terdampak banjir mengalami kerugian materil karena hampir seluruh barang seisi rumah terendam banjir dan mengakibatakan rumah rusak 

TRIBUNJABAR.ID - Pasca terjadinya banjir bandang yang melanda Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandala Jati, Kota Bandung, beberapa waktu lalu, ratusan warga yang menjadi korban musibah tersebut, masih tampak sibuk dan berjuang dengan penuh keringat membersihkan sisa-sisa genangan air dan material lumpur yang telah memasuki seluruh halaman dan juga ruangan di rumah mereka. 

Namun demikian, meskipun bukan kejadian yang pertama kali banjir menerjang kawasan tersebut, hampir mayoritas warga disana menolak apabila harus berpindah tempat tinggal.

Karenanya selain sudah berpuluh tahun tinggal dan menyisakan beragam kenangan, mereka juga mengaku enggan jauh dari lokasi tersebut karena dekat dengan lokasi kerja dan sekolah anak-anaknya.

Deni Ramdhani (28), salah seorang warga di RW 3 yang turut menjadi korban mengatakan, dirinya memilih bertahan karena rumah yang ditempatinya kini merupakan rumah keluarga, sehingga tidak mungkin baginya untuk pergi dari lokasi tersebut.

Baca: Korban Bencana Banjir Bandang di Jatihandap Berharap Pemerintah Bantu Perbaiki Rumah yang Rusak

"Ya meski banjir kemarin, kita cuma bisa berserah diri dan mengambil hikmahnya. Kalau pindah kayaknya engga mungkin, soalnya ini rumah dari orang tua dan saya lahir disini, apalagi dari sini engga terlalu jauh sama tempat kerja saya dan sekolah anak-anak," ujarnya saat ditemui di depan rumahnya. Kamis (20/3) sore.

Deni pun menuturkan, yang dibutuhkan ia dan warga sekitarnya saat ini, bukan upaya relokasi, melainkan upaya pemerintah untuk menanggulangi banjir ini, agar tidak terus kembali.

Keluarga Tatang Sujana membersihkan sisa lumpur dari dalam rumahnya di pinggir Sungai Cipamokolan, RT 02 RW 04, Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Rabu (21/3/2018). Pascabanjir bandang yang menerjang kawasan Cicaheum, warga terdampak banjir mengalami kerugian materil karena hampir seluruh barang seisi rumah terendam banjir dan mengakibatakan rumah rusak.
Keluarga Tatang Sujana membersihkan sisa lumpur dari dalam rumahnya di pinggir Sungai Cipamokolan, RT 02 RW 04, Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Rabu (21/3/2018). Pascabanjir bandang yang menerjang kawasan Cicaheum, warga terdampak banjir mengalami kerugian materil karena hampir seluruh barang seisi rumah terendam banjir dan mengakibatakan rumah rusak. (Tribun Jabar/ Gani Kurniawan)

Hal senada juga disampaikan oleh, Dewi Mariani (33), menurutnya relokasi atau pindah rumah itu bukan urusan mudah, selain harus mencari tempat yang sepadan dengan tempat tinggalnya kini,  tapi juga proses adaptasi yang perlu pula ia dan keluarganya pikirkan.

"Kami engga mau pindah mas, kalau pun pemerintah yang minta kita pasti tolak, karena itu bukan solusi yang harus di lakukan. Apalagi ini (banjir) datangnya dari sungai di bagian hulu, jadi seharusnya pemerintah pikirin caranya biar kondisi di atas itu bener dulu," ucapnya ditemui sedang membersihkan bagian dalam rumahnya.

Sementara itu Lurah Jatihandap, Tata Prihramadiputra mengatakan, meski terdampak banjir, namun seluruh warga tidak ada yang mau direlokasi dan lebih memilih bertahan dirumahnya atau mengungsi sementara ke kerabat atau saudara terdekatnya.

Rumah milik Gemi (54) tampak tembok bagian belakangnya ambrol di pinggir Sungai Cipamokolan, RT 06 RW 04, Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Rabu (21/3/2018). Pascabanjir bandang yang menerjang kawasan Cicaheum, warga terdampak banjir mengalami kerugian materil karena hampir seluruh barang seisi rumah terendam banjir dan mengakibatakan rumah rusak.
Rumah milik Gemi (54) tampak tembok bagian belakangnya ambrol di pinggir Sungai Cipamokolan, RT 06 RW 04, Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Rabu (21/3/2018). Pascabanjir bandang yang menerjang kawasan Cicaheum, warga terdampak banjir mengalami kerugian materil karena hampir seluruh barang seisi rumah terendam banjir dan mengakibatakan rumah rusak. (Tribun Jabar/ Gani Kurniawan)

Baca: Korban Bencana Banjir Bandang di Jatihandap: sekarang Cari Minum Saja Sudah Susah

Oleh karena itu saat ini, yang  dapat pihaknya lakukan hanya mengupayakan memenuhi kebutuhan warganya dengan terus berkoordinasi dengan berbagai dinas di Pemerintah Kota Bandung.

"Karena sebagian warga masih ada yang memilih bertahan, maka kami hanya bisa membantu seadanya. KMi juga sediakan 13 tenda pengungsian sebagai tempat tinggal sementara bagi para warga," ujar dia.

Tata menjelaskan akibat banjir bandang ini, sedikitnya ada 500 rumah yang terkena dampak luapan arus sungai Cipamokolan.

Dengan rincian, tiga rumah rusak parah, 50 rusak sedang, 300 an rumah rusak ringan dan sisanya hanya terandam air dan lumpur.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved