Angklung Bungko, Jika Tak Diberi Jampi Bisa Bunyi Sendiri, Harus Dimandikan Setahun Sekali
Setiap seminggu sekali Adina membacakan jampi-jampi untuk angklung tersebut, tepatnya setiap hari Jumat.
Penulis: Siti Masithoh | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Angklung Bungko, angklung khas Desa Bungko, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, hanya tinggal satu dan kini dirawat oleh Adina, satu dari sekian keturunan pembuat angklung itu.
Angklung Bungko ada sejak zaman kerajaan Hindu Budha.
Sudah puluhan tahun Adina merawat angklung tersebut.
Baca: Toko di Bandung Ini Menunggak PBB, Petugas Pun Menempelkan Spanduk Peringatan
Setiap seminggu sekali Adina membacakan jampi-jampi untuk angklung tersebut, tepatnya setiap hari Jumat.
Jampinya berbunyi "hong mil sejatine urip badane isun kang sejati sukmane isun kang sejatine urip" yang merupakan doa yang dipakai sejak zaman dahulu.
4 Kafe Bergaya Bohemian di Bandung, Pengguna Instagram Wajib Banget Kesini! https://t.co/uEWdtPINFW via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 15, 2018
"Saya membaca jampi itut dari isyarat mimpi," ujar Adina saat ditemui di rumahnya, Kamis (15/3/2018).
Menurutnya, jika tidak dibacakan jampi, angklung tersebut akan berbunyi sendiri.
Tak hanya membacakan jampi, Adina juga memandikan angklung tersebut menggunakan air dan kembang setiap setahun sekali.