Puluhan Kilogram Ikan Tak Bertuan Ini Akhirnya Dimusnahkan, Sudah Bau dan Terkontaminasi

"Sehingga kami melakukan pemusnahan dengan tujuan agar tidak terjadi kontaminasi, polusi," ujar Dedi Arief

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ichsan
Tribunjabar/Hilman Kamaludin
Pemusnahan ikan busuk 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Puluhan kilogram ikan berbagai jenis, pasokan dari Makassar ke Kota Bandung dimusnahkan Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu (BKIPM) Bandung di Jalan Ciawitali, Kota Cimahi, Selasa (27/2/2018) siang.

Ikan bebagai jenis yang telah membusuk itu dibungkus menggunakan pelastik, kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar.

Ketika dimusnahkan tercium bau tak sedap, karena berbagai jenis ikan yang dipasok melalui Bandara Husein Sastranegara menggunakan pesawat Garuda itu kondisinya telah membusuk.

Baca: Persib Belum Terima Uang Laga Saat Dijamu Priangan Selection di Tasikmalaya, Soler Pun Bingung

Ikan itu membusuk karena telah disimpan sejak 5 januari 2018. Sebanyak 30 kilogram gurita beku, misalnya,  tidak diakui oleh penerima sesuai dengan surat muatan udara (SMU).

Kepala BKIPM Bandung, Dedy Arief Hendriyanto mengatakan sejumlah ikan tersebut dikategorikan barang yang tidak bertuan.

"Sehingga kami melakukan pemusnahan dengan tujuan agar tidak terjadi kontaminasi, polusi," ujar Dedi Arief Hendriyanto di Kantor BKIPM Bandung, Selasa (27/2/2018).


Menurutnya, pemusnahan ikan tersebut sesuai Peraturan Pemerintah tahun 2005 tentang karantina ikan dan Undang-undang nomor 16 tahun 1992 tentang karantina ikan dan tumbuhan.

Kemudian pada 11 Februari 2018, ada lagi pemasukan Frozen Fish atau baby ikan tuna asal Makassar menggunakan pesawat Lion Air sebanyak 45 kilogram dan kembali tidak diakui penerima sesuai SMU.

Hingga 22 Februari 2018, ikan yang disimpan di Warehouse kargo incoming milik PT Mitra Adira Utama itu tidak diambil pemiliknya.

Sehingga, rendemen hasil uji diagnosa lab dilakukan mulai awal Februari hingga 26 Februari dengan jenis ikan hias tawar sebanyak 24 ekor, lohan 6 ekor, garra rupa dua ekor, cupang 6 ekor, koi dua ekor discus 5 ekor dan black ghost 5 ekor.


"Selain itu ada ikan hidup yang merupakan rendemen hasil dari diagnosa labolatorium yang kami lakukan selama dua bulan," katanya.

Sementara ikan segar seperti gurame beku 500 gram, pakan ikan 240 gram dimusnahkan guna menghindari kontaminasi silang.

Hal itu kata Dedi, untuk menghindari microba yang dapat mengganggu kesehatan manusia seperti bakteri E Coli dan Microbakterium yang dapat menyebabkan TBC.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved