3 Hal Unik dalam Pameran Masa Raya DKV ITB, Konsep Utopia dan Interaksi dengan Karya
Saat Tribun Jabar berkesempatan berkunjung ke pameran tersebut, setidaknya menemukan tiga hal unik yang ada di sana.
Penulis: Fasko dehotman | Editor: Yudha Maulana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Fasko Dehotman
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pameran Masa Raya yang dilaksanakan Oleh Mahasiswa DKV ITB di Gedung Gas Negara, Braga Bandung, Sabtu (10/2/2018), sukses menampilkan berbagai macam hasil karya mahasiswa yang unik.
Mulai dari instalasi ukiran kertas, karya buku, proyeksi, tipografi, dan video maping, hadir di pameran tersebut.
Saat Tribun Jabar berkesempatan berkunjung ke pameran tersebut, setidaknya menemukan tiga hal unik yang ada di sana.
Lantas Apa saja itu? Simak selengkapnya dalam tulisan berikut ini.

1. Pameran yang berkonsep ala dunia Utopia
Sesuai tema yang diusung, Pameran Masa Raya ini menerapkan konsep interior layaknya rumah utopia.
Di setiap sudut ruangan pameran tersebut, terpampang aneka pernak-pernik dan hiasan khas dunia utopia.
Di antaranya berupa aneka botol-botol bekas yang telah dilukis, kertas origami berbentuk burung, dan potongan kertas kertas hias yang berjumbai-jumbai di bagian pintu ruangan pameran.
Untuk karya-karya yang ditampilkan, tampak tetata rapi di atas meja. Bahkan ada juga karya yang terpajang di bagian dinding, sehingga menambah indahnya ruangan pameran tersebut.
Baca: Isak Tangis Iringi Kedatangan Korban yang Selamat dari Kecelakaan Maut di Subang
Fadjar Kurnia Sopia (21), Ketua Pelaksana Pameran Masa Raya, menuturkan, tema tersebut dipilih karena berkaitan tentang dunia fantasi yang diidam-idamkan oleh anak muda saat ini.
"Jika dikaitkan dengan rangkain acara, pada tema Utopia ini banyak menampilkan karya seni yang luar biasa, yang telah di-kreasikan oleh mahasiswa DKV ITB sejak Oktober 2017," ujar Fadjar kepada Tribun Jabar, Saat ditemui di Gedung Gas Negara, Braga, Bandung, Sabtu (10/2/2018) siang.
2. Adanya interaksi langsung dengan karya yang ditampilkan
Keunikan lainnya di Pameran Masa Rayaini, para pengunjung yang datang bisa berinteraksi langsung dengan karya yang ditampilkan.