Penipuan Travel Umrah

Koordinator Jemaah PT SBL Berunjuk Rasa, Ada 4 Tuntutan tapi Bukan Soal Pengembalian Uang

Biaya yang ditawarkan Rp 18 juta hingga Rp 20 juta. Para koordinator ini berperan sebagai marketing.

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Mega Nugraha
Massa koordinator jemaah berunjuk rasa di DPRD Provinsi Jabar, Jalan Dipenogoro, Kota Bandung, Selasa (6/2/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG- Massa agen atau marketing perekrut jemaah PT Solusi Balad Lumampah (SBL) menggelar unjuk rasa di halaman DPRD Provinsi Jabar, Selasa (6/2/2018).

Mereka hendak beraudiensi dengan pimpinan DPRD dengan mengajukan sejumlah tuntutan tapi tak ada satupun dari mereka yang menuntut pengembalian uang.

Tuntutan mereka antara lain memberangkatkan jemaah yang terdaftar dan terjadwal, mengembalikan aset PT SBL, penangguhan penahanan owner PT SBL yang ditetapkan tersangka, membuka kantor pusat PT SBL, dan menyelesaikan masalah PT SBL dengan musyawarah bersama DPRD, Polda dan Pemprov Jabar.

Dalam aksi itu, tidak satupun dari pengunjuk rasa yang menuntut pengembalian uang jemaah yang sudah mendaftar umroh di PT SBL namun‎ gagal atau belum berangkat.

Aksi itu dipimpin Kholiludin. Ia mengatakan massa ini merupakan para koordinator lapangan.

Mereka bertugas merekrut jemaah yang hendak berangkat umrah dengan sejumlah program.

Biaya yang ditawarkan Rp 18 juta hingga Rp 20 juta. Para koordinator ini berperan sebagai marketing.

Penelusuran Tribun di website PT SBL di program Sahabat SBL, para koordinator yang berhasil merekrut jemaah dengan mencapai poin-poin tertentu, mendapat sejumlah hadiah.

Baca: Innalillahi! Satu dari 2 Korban Longsor Bandara Soekarno Hatta Meninggal Dunia

Misalnya, 25 poin mendapat 1 unit laptop, 50 poin mendapat umroh gratis, 400 poin mendapat 1 unit mobil Brio hingga tertinggi 100 ribu point mendapat 1 unit villa eklusif.

"Kami forum koord‎inator menuntut pertanggung jawaban untuk jemaah yang belum berangkat. Kami butuh kepastian untuk keberangkatan jemaah," ujar Kholiludin.

Massa yang mayoritas perempuan ini berulangkali meneriakkan "takbir" dan menuntut solusi untuk keberangkatan jemah yang terancam gagal berangkat pada Februari hingga Mei.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved