Gelombang Laut Tinggi

Cuaca Buruk, Nelayan Cirebon Ogah Melaut, Mereka Pilih Perbaiki Alat Tangkap Ikan dan Bikin Rumpon

Angin barat yang melanda kawasan Cirebon, membuat para nelayan tidak bisa melaut karena gelombang tinggi.

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Ichsan
tribunjabar/ahmad imam baehaqi
Rumpon yang dibuat oleh para nelayan di Cangkol, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Rabu (31/1/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.CO.ID, CIREBON - Sejumlah nelayan di Cirebo, Rabu (31/1/2018) ini tidak bisa melaut, mereka memilih memperbaiki alat tangkap ikan yang mulai rusak.

Angin barat yang melanda kawasan Cirebon, membuat para nelayan tidak bisa melaut karena gelombang tinggi.

Baca: Kisah Haru Murid SDN Buniasih, Semangat Bersekolah meski Tanpa Sepatu

"Selain memperbaiki alat tangkap, kami juga membuat rumpon," kata Slamet Alpuri, seorang nelayan saat ditemui di TPI Cangkol, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Rabu (31/1/2018).

Selama gelombang laut masih tinggi, ia dan beberapa nelayan di Cangkol terus membuat rumpon.

Menurut Slamet, gelombang tinggi memang tidak terlihat dari bibir pantai.

Namun, setelah 5 mil dari garis pantai gelombang setinggi 2 meter mudah ditemui.

Karenanya, tidak melaut adalah pilihan terbaik bagi Slamet untuk saat ini.

Sementara Ahmad (43) nelayan asal Kesenden, Kota Cirebon, mengaku tetap melaut meski gelombang tinggi.

Namun tidak bisa terlalu jauh dari bibir pantai. Pasalnya, selain cuaca buruk perahunya pun berukuran kecil.

"Hasilnya lumayan, tapi tidak sebanyak biasanya saat cuaca bagus," kata Ahmad.

"Sejak akhir Desember 2017 tidak melaut, di rumah saja memperbaiki garok," ujar Setiawan Bayu, Ketua Serikat Nelayan Garok Cirebon, saat ditemui di Desa Mundupesisir, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Rabu (31/1/2018).

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved