Perahu Bocor di Cirata

Kisah Perjuangan Dua Orang Ibu, Selamatkan Diri dan Anaknya Saat Tenggelam di Bendungan Cirata

Saat tenggelam, tangan kiri Syifa masih digenggam oleh Imas, sedangkan tangan kanannya meronta-ronta di dalam air meraih apapun

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Ichsan
Tribunjabar/Mega Nugraha
Imas dan Syifa, anaknya (dipeluk) serta anak pertamanya Sopi, yang menjadi korban selamat perahu tenggelam di Bendungan Cirata. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha

TRIBUNJABAR.CO.ID, PURWAKARTA - Dua orang ibu mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan dua anaknya masing-masing, dalam insiden perahu yang tenggelam di Bendungan Cirata, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, Kamis (21/12/2017) sore.

Saat itu Ny Imas (28) nyaris tenggelam dan tewas bersama Syifa (6), anak bungsunya.‎ Imas selamat setelah memegang tubuh korban selamat lainnya yang berenang menuju kolam keramba jaring apung (KJA), sekitar 40 meter dari lokasi perahu tenggelam.

Baca: Yuk Merapat, Ini 6 Hal Baru di Taman Badak dan Taman Dewi Sartika di Balai Kota Bandung

Sementara Ny Elis (45) kondisinya sempat kritis setelah nyaris tenggelam bersama Sehan (7), anaknya. Elis selamat namun masih haus dirawat di RS Bayu Asih Purwakarta.

"Waktu itu Pak Dana (45) nakhoda perahu menyuruh saya loncat saat perahu mau tenggelam. Tapi saya tidak bisa loncat, saya peluk anak saya erat-erat. Saya dan perahunya kemudian tenggelam," ujar Imas di kediamannya di Kampung Rawa Baru, Desa Sirna Galih, Kecamatan Maniis, Jumat (22/12/2017).


Saat tenggelam, tangan kiri Syifa masih digenggam oleh Imas, sedangkan tangan kanannya meronta-ronta di dalam air meraih apapun agar bisa muncul kembali di permukaan. Saat itu Imas pun pasrah.

"Dalam hati, jika saya meninggal sekarang saya berharap Iman dan Islam saya sudah cukup sehingga saya ikhlas meninggal di dalam air. Setelah itu saya membaca salawat nabi, saya pasrah," ujar Imas.

Di dalam air, matanya sudah terpejam. Namun, ia ingat anaknya yang masih dipegang oleh tangan kirinya. Matanya pun kembali terbuka, sekuat tenaga ia mencoba meraih pegangan. Dan tiba-tiba tangan kanannya meraih sesuatu.

"Saya pasrah tapi saya langsung ingat anak saya Syifa yang masih saya pegang. Saya sadar lalu Istigfar. Tangan saya tiba-tiba memegang baju belakang orang yang juga penumpang, sekilas saya lihat dia sedang berenang ke kolam KJA, saya pegang bajunya erat-erat sampai akhirnya saya kebawa ke atas permukaan air dan tiba-tiba saja saya diangkat ke kolam KJA," ujar Imas.

Imas dan keluarganya yang lain datang ke Pulau Pasir Tangkil untuk memanen hasil kebun di lahan sekitar tiga hektare. Imas juga membawa anak pertamanya, Sopi (9). Sopi juga selamat setelah ia memegang pundak Agung (12)‎ yang berenang ke kolam KJA.


Sementera Elis juga mengalami hal yang sama seperti Imas. Ia bersama Sehan, anaknya juga nyaris tenggelam. Elis dan Sehan berhasil ditolong warga menuju kolam KJA.

Setelah menyelamatkan anaknya, Elis langsung tak sadarkan diri. "Setelah itu saya tidak sadarkan diri, saya sadar sudah di rumah sakit. Waktu itu memeluk anak saya, nyaris tenggelam. Tapi saya pegang terus sampai akhirnya diangkat ke perahu," ujar Elis di Ruang Anyelir, RS Bayu Asih.

Adapun Sehan anaknya, saat ini sudah beraktivitas seperti sediakala.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved