Tukang Batagor Ini Berharap Anaknya Bisa Kuliah di ITB, Pesan Khusus kepada Anaknya Bikin Baper

Cita-cita itu semakin membara setelah lebih dari lima tahun berjualan batagor di sekitar Kampus ITB.

Editor: Ichsan
tribunjabar/haryanto
Jana Sujana 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Haryanto

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Meski hanya sebagai penjual batagor, Jana Sujana (40) bercita-cita bisa menyekolahkan anaknya di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Cita-cita itu semakin membara setelah lebih dari lima tahun berjualan batagor di sekitar Kampus ITB.

"Keinginan mah anak saya bisa melanjutkan pendidikannya di depan situ (ITB)," kata Jana saat ditemui Tribun Jabar sedang berjualan di depan Gerbang ITB, Selasa (19/12/2017) siang.

Baca: David Noah Ternyata Punya Dua KTP, Sidang Gugatan Cerai Pun Digeser ke PN Bale Bandung

Putrinya kini sedang bersekolah di tingkat SMA, sekaligus mengikuti pesantren di tempat kelahirannya, Garut.

Karena cita-citanya itu, Jana sempat beberapa kali membawa putrinya ikut berjualan dengannya di ITB. Jana pun memiliki pesan khusus kepada anaknya itu.


"Pesan saya, nak masuk aja dulu ke dalam. Biar nanti kalau terkabul masuk ITB, sudah tahu seperti apa kampusnya," kata Jana.

Karena telah bertahun-tahun berjualan di satu kampus terbaik di Indonesia itu, Jana jadi kenal beberapa orang mahasiswa ITB.

Jana berjualan sejak pagi hingga malam hari. Jika hari libur, ia mendorong gerobaknya untuk berjualan di sekitar Tamansari.

Dari berjualan batagor belasan tahun dan bertani, ia mengaku telah bisa menghidupi keluarganya yang berada di Garut.

Hanya bermodalkan nekat dan keberanian, Jana pergi dari kampung ke Bandung pada 1995.


Gerobak hijau yang kini digunakan berjualan telah menemaninya selama belasan tahun.

Telah menemani berjualan keliling Kota Bandung, gerobaknya itu diberinya nama Si Jagur.

"Awal dagang, cuma modal berani. Beli si Jagur juga dicicil, meskipun bingung bayarnya gimana, tapi alhamdulillah ada saja rejeki mah," katanya menambahkan.

Saat Tribun Jabar menemuinya, Jana tidak pernah berhenti menggoreng batagor, seiring para mahasiswa membeli dagangannya itu.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved