Kasihan, Bocah Perempuan Ini Mengalami Kelumpuhan Otak, Sudah Enam Hari Tak Bisa Tidur

Saat Zalfa menangis dan kejang-kejang, lanjut Lisna, biasanya harus diberi pasokan oksigen atau hanya digendong sambil dibelai.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Ichsan
Tribunjabar/Yongky Yulius
Zalfa Lamya Taliya (6), hanya bisa terdiam lemah di pangkuan ibunya Lisna Nurindah Sari (33), karena memiliki penyakit Cerebral Palsy (kelumpuhan otak), Epilepsi, Trombositopenia, dan Ensefalitis, sekaligus. Selasa (31/10/2017), di rumahnya, di kawasan Asrama Polisi Sukamiskin, Bandung. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Zalfa Lamya Taliya (6), hanya terdiam lemah di pangkuan ibunya. Bocah perempuan itu menderita penyakit Cerebral Palsy (kelumpuhan otak), Epilepsi, Trombositopenia, dan Ensefalitis, sekaligus.

Saat digendong ibunya, Lisna Nurindah Sari (33), tangan dan kaki Zalfa tampak tegang. Tatapan matanya kosong, mulutnya terlihat kaku. Tampak sisa makanan mengering di bibirnya.

Anak kedua dari pasangan Lisna dan Ebta Normansyah (33), ini hanya bisa memukul-mukulkan tangannya secara perlahan kepada ibunya sambil menangis.

Baca: Mulai Besok, Polisi Gelar Razia Besar-besaran. Berikut Pengendara yang Jadi Target

"Iya ini kalau terasa sakit, biasanya Zalfa menangis terus kejang-kejang beberapa menit. Nggak mau dalam posisi tidur. Harus digendong ditempelin, harus lurus seperti berdiri. Karena ada cairan berlebih di kepalanya, dan mungkin terasa sakit kalau tertidur," ujar Lisna, sembari memeluk anaknya, kepada Tribun Jabar, Selasa (31/10/2017), di rumahnya, di kawasan Asrama Polisi Sukamiskin, Bandung.

Saat Zalfa menangis dan kejang-kejang, lanjut Lisna, biasanya harus diberi pasokan oksigen atau hanya digendong sambil  dibelai.

Lisna mengatakan, Zalfa sudah memiliki penyakit itu sejak baru lahir tahun 2011. Saat itu, Zalfa lahir secara prematur, sehingga sejumlah organ tubuhnya tidak berfungsi secara baik.


Zalfa pun kerap kali mengalami gagal pernapasan dan berakibat pada kelumpuhan pada otaknya.

Saat baru lahir, Zalfa bahkan sudah harus dirawat di ICU. Selanjutnya, setelah di ICU itu, dirawat di Rumah Sakit Hermina selama dua bulan dan dilanjutkan dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

"Setelah dirawat di RSHS, sebenarnya Zalfa sudah seperti normal. Tujuh bulan pertumbuhan normal seperti bayi lainnya. Lalu, lama kelamaan nggak bisa tengkurap. Cuma terlentang saja. Tatapan matanya terlihat nggak normal, diajak ngobrol nggak ngerespon," ujar Lisna.


"Dicek ke dokter saraf anak. Baru kata dokter kena CP (Cerebral Palsy), karena katanya 70 persen anak prematur kena CP. Sejak itu pertumbuhan Zalfa tidak normal. Umur enam tahun nggak bisa apa-apa, belum bisa bicara, jalan, penglihatan pun nggak fokus, tatapan matanya kosong," kata Lisna.

Saat Zalfa berumur dua tahun sebenarnya pernah dibawa ke Solo untuk terapi selama beberapa bulan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved