TOPIK
Cerpen Adi Zamzam
-
Sekali ia melihat kemungkaran di jalan, tangannya takkan ragu memukul dan kakinya takkan segan menendang.
-
Pagi-pagi benar. Cahaya bahkan belum menampakkan diri di ufuk timur. Tanah becek sisa hujan semalam. Mendung masih bersekongkol mericuhi langit.
-
SOSOK itu menoleh kanan-kiri sebelum meraih pintu. Dadanya berdebar keras begitu rantang telah ia letakkan di sudut ruang temaram itu.
-
LELAKI kecil itu sudah tak berayah ibu. Mereka sudah meninggal bertahun lalu, dalam sebuah huru-hara yang menaburkan kebencian pada etnis tertentu.
-
NUR sebenarnya tak ingin ikut-ikutan mereka yang begitu tergila-gila berburu angin. Jikalau bukan karena istrinya yang, "Kita harus punya angin...
© 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved