Persib Bandung

Bandung Jadi Tuan Rumah Special Olympics 2025, Persib Gaungkan Sepakbola untuk Semua

Bandung akan menjadi tuan rumah Special Olympics Southeast Asia Football Competition 2025 yang diikuti 132 atlet disabilitas dari enam negara.

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
STADION PERSIB - Suasana Stadion Sidolig yang juga dikenal dengan Stadion Persib di Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung. 

Ringkasan Berita:
  • Bandung akan menjadi tuan rumah Special Olympics Southeast Asia Football Competition 2025 yang diikuti 132 atlet disabilitas intelektual dari enam negara di Stadion Sidolig. 
  • Persib mendukung penuh ajang ini sebagai bentuk komitmen terhadap inklusi dan keberagaman dalam sepakbola. 
  • Kompetisi ini bukan sekadar adu kemampuan, melainkan perayaan keberanian, sportivitas, dan kebersamaan yang menyatukan semua kalangan di lapangan hijau.

 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Bandung bersiap menyambut perhelatan besar yang sarat makna, Special Olympics Southeast Asia Football Competition 2025, yang akan digelar pada 10–14 November 2025 mendatang.

Ajang internasional ini bakal menghadirkan 132 atlet dengan disabilitas intelektual dan perkembangan dari enam negara: Indonesia, Bangladesh, Malaysia, Filipina, Thailand, serta Vietnam.

Seluruh pertandingan akan berlangsung di Stadion Sidolig dengan format permainan 7 lawan 7 yang dinamis dan atraktif.

Namun, kompetisi ini bukan sekadar ajang mencari trofi atau mencatat kemenangan. Lebih dari itu, acara ini menjadi wadah kebersamaan yang menonjolkan nilai sportivitas, keteguhan hati, serta keberanian luar biasa dari para atlet yang telah berlatih dengan disiplin tinggi melalui program Special Olympics di negara masing-masing.

Mereka datang ke Bandung bukan hanya untuk bersaing, melainkan untuk mengekspresikan kemampuan, menguji batas diri, dan menyebarkan semangat tulus di lapangan hijau.

Dukungan besar juga datang dari Persib, klub kebanggaan Kota Bandung yang turut menegaskan komitmennya dalam memperluas makna sepakbola sebagai olahraga yang menyatukan.

Bagi Persib, sepakbola tidak hanya tentang persaingan di level profesional, tetapi juga tentang bagaimana olahraga ini bisa menjadi jembatan inklusi sosial, menumbuhkan saling menghargai, dan mempererat ikatan antarkomunitas.

Kehadiran para atlet dengan latar belakang beragam di Sidolig menegaskan satu hal: setiap orang memiliki tempat dalam permainan ini, selama ada ruang yang terbuka dan menerima perbedaan.

Persib juga mengajak para Bobotoh untuk turun langsung memberikan dukungan di tribun Stadion Sidolig.

Suara nyanyian dan tepuk tangan dari para pendukung dipercaya akan menjadi kekuatan tambahan bagi para atlet, sekaligus menjadi bukti bahwa Bandung adalah kota yang terbuka, ramah, dan bangga akan keberagaman.

Menariknya, sistem pertandingan di ajang ini berbeda dengan liga sepakbola konvensional. Sebelum turun ke lapangan, para atlet akan menjalani serangkaian penilaian individu dan tim untuk mengukur kemampuan mereka.

Proses ini dilakukan agar setiap laga berjalan dengan seimbang, memberi peluang setara bagi semua peserta untuk berkembang dan menikmati permainan.

Dengan format 7 lawan 7 serta durasi pertandingan yang lebih pendek, atmosfer di lapangan dijamin lebih cepat, seru, dan menyenangkan bagi seluruh peserta maupun penonton.

Dari sisi nilai, Persib menilai kehadiran ajang ini sebagai pengingat yang kuat bahwa esensi sepakbola bukan hanya tentang kemenangan, melainkan tentang bagaimana permainan ini menghadirkan rasa kebersamaan, empati, dan penghargaan terhadap sesama.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved