Kisah Tio Rindu Gadis Asal Aceh Raih KIP Kuliah, Punya Mata Minus 20 Tak Halangi Semangat Jadi Dosen

Kisah inspiratif datang dari sosok gadis asal Aceh Barat, bernama Tio Rindu yang ingin membangunkan rumah untuk orang tuanya jika sudah sukses.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
kemdiktisaintek.go.id
INSPIRATIF - Kisah inspiratif dari sosok gadis asal Aceh Barat, Tio Rindu yang di tengah keterbatasannya tetap memiliki tekad meraih cita-cita. 

TRIBUNJABAR.ID - Kisah inspiratif datang dari sosok gadis asal Aceh Barat, bernama Tio Rindu yang di tengah keterbatasannya tetap memiliki tekad meraih cita-cita.

Tio Rindu merupakan putri pasangan Sulaiman dan Winaria. Sehari-hari, Sulaiman bekerja sebagai buruh tani di kebun miliki orang lain.

Sementara, Winaria adalah seorang ibu rumah tangga yang sesekali membantu suaminya di ladang.

Usia mereka tidak lagi muda. Sulaiman kini sudah menginjak 64 tahun yang membuat kondisi fisiknya melemah. Winaria juga lebih banyak fokus mengurus rumah karena faktor kesehatan.

Di tengah keterbatasan ini, Tio Rindu tumbuh menjadi sosok anak berprestasi sejak ia duduk di sekolah dasar (SD).

Rumah Tio Rindu kini dipenuhi oleh piala-piala yang bahkan tidak tertampung sepenuhnya. Puluhan piala tersimpan di tempat lain.

Prestasi demi prestasi yang berhasil diraih oleh Tio Rindu kini membawanya menjadi mahasiswa Program Studi Sosiologi, Universitas Teuku Umar.

Tidak hanya itu, Tio Rindu juga mendapatkan bantuan dari Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.

Baca juga: Kisah Nenek di Sulsel Pasrah Tak Bisa Pakai BPJS Terindikasi Judol, Keluarga Heran Duga Data Dicuri

Adapun, KIP Kuliah sendiri adalah program beasiswa dari pemerintah yang menjamin akses pendidikan tinggi yang inklusif dan berkeadilan bagi seluruh anak bangsa.

Punya Mata Minus 20

Di balik semangat Tio dalam menempuh pendidikan, ia harus menghadapi tantangan besar terkait kondisi matanya.

Tio memiliki gangguan penglihatan berat dengan mencapai minus 20. Sementara, ia saat ini menggunakan kacamata minus 14 sehingga harus dirujuk ke dokter.

Namun, keterbatasan ini tidak mematahkan semangat Tio. Sebaliknya, dari sanalah lahir tekad kuat untuk terus belajar dan mengubah nasib keluarganya.

"Saya ingin menjadi dosen, itu cita-cita saya sejak kecil, setidaknya bagi keluarga saya dulu," ujar Tio dikutip dari laman Kemendikti Saintek, Rabu (15/10/2025).

Tio Rindu menerangkan, setelah bisa kuliah, dia ingin mengubah nasib keluarganya. Setelah sukses, dia ingin membangunkan rumah untuk bapaknya. 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved