Terungkap Struktur bangunan Musala Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, 3 Lantai, Santri Izin Cor

Ambruknya bangunan bertepatan dengan waktu salat ashar. Saat itu, para santri pesantren sedang melaksanakan salat ashar di rakaat kedua.

Istimewa via TribunJatim
PONPES AMBRUK - Bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, Senin (29/9/2025) sore. Sejumlah orang terluka, termasuk beberapa santri diduga masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan. 

TRIBUNJABAR.ID, SIDOARJO - Di balik kasus ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, kini struktur bangunan jadi sorotan.

Diketahui, bangunan yang ambruk pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB terdiri dari tiga lantai.

Ambruknya bangunan bertepatan dengan waktu salat ashar. Saat itu, para santri pesantren sedang melaksanakan salat ashar di rakaat kedua.

Baca juga: Foto-foto Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Santri sedang Salat Asar, Ada yang Terjebak

Kini, terungkap struktur bangunan yang roboh tersebut.

Bangunan yang roboh tersebut rupanya sudah dalam pengerjaan selama 9-10 bulan.

Hal tersebut diungkap Pengasuh Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, KH Abdul Salam Mujib.

"Baru tiga (lantai) dek terakhir jadi enggak pakai genteng, langsung dek," ujarnya, dilansir dari Kompas.com.

Bangunan tersebut tak menggunakan genteng melainkan semen cor, sehingga permukaan atasnya rata. Bangunan musala tersebut memang direncanakan berdiri tiga lantai.

KH Abdul Salam pun mengungkap bahwa bangunan tersebut masih dalam proses pengerjaan cor bagian dek dari pagi hari.

“Ngecornya dari pagi sudah selesai. Sekiranya 4 sampai 5 jam, jam 12.00 sudah selesai,” ucapnya.

Sebelumnya, Ketua RT setempat, Munir, mengatakan bahwa santri meminta izin untuk melakukan pengecoran menggunakan kendaraan.

Namun, Abdul Salam mengatakan bahwa pengecoran tidak menggunakan truk molen.

“Enggak ada molen sama sekali,” ujarnya.

Saat ditanya apakah bangunan tersebut memiliki Izin Mendirikan Bangungan (IMB), Abdul Salam mengaku tidak tahu.

Baca juga: Bangunan di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Tiba-tiba Ambruk Saat Santri Tunaikan Salat Ashar

“Lah itu enggak tahu. Saya kira enggak lah. Di sini semuanya sama. Ini jadi sepertinya ini penopang cor itu enggak kuat di atas itu. Jadi menekan ke bawah seperti di bom di bawahnya. Jadi seperti itu,” pungkasnya.

Di sisi lain, Menteri Agama Republik Indonesia (RI) KH Nasaruddin Umar meninjau lokasi ambruknya mushala tiga lantai Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

Ia langsung mendatangi titik lokasi dan melihat kondisi reruntuhan bangunan didampingi oleh petugas gabungan, Selasa (30/9/2025).

Setelah itu, ia juga menemui pengurus Ponpes.

Dalam pernyataannya, Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya perhatian terhadap aturan pembangunan fisik pesantren.

“Kami juga nanti selaku Menteri Agama akan memberikan perhatian khusus tentang pembangunan fisik pondok pesantren,” ungkapnya.

Ia berharap kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

“Semoga insyaallah pondok pesantren yang akan datang dalam pembangunannya juga memenuhi standar-standar yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” terangnya.

Umar menyatakan belum bisa memastikan penyebab ambruknya bangunan tersebut.

Namun, setelah melihat kondisi bangunan, ia mengaku bahwa struktur bangunan lainnya masih dalam keadaan baik.

“Inilah namanya musibah,” katanya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan kondisi bangunan pesantren demi keselamatan santri.

Baca juga: Bangunan di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Tiba-tiba Ambruk Saat Santri Tunaikan Salat Ashar

“Mari kita bersama-sama memperhatikan, memberikan perhatian khusus kepada bukan saja pondok pesantren tapi bangunan-bangunan,” tuturnya.

Nasaruddin Umar juga tidak menutup kemungkinan akan ada revisi terhadap aturan pembangunan ponpes untuk memenuhi standar yang lebih baik.

“Sedapat mungkin kita mengindahkan seluruh aturan yang berlaku tentang pembangunan fisik itu,” pungkasnya.

Hingga saat ini, penyebab ambruknya bangunan masih dalam penyelidikan.

Hari Kedua Pencarian Santri yang Menjadi Korban

Tercatat total 102 korban dievakuasi dan 3 orang meninggal dunia hingga Selasa (30/9/2025).

Kantor SAR Kelas A Surabaya mencatat, korban yang dievakuasi sebanyak 102 orang.

Sebanyak 11 di antaranya dievakuasi oleh petugas, sedangkan lainnya evakuasi mandiri.

Semua korban dibawa ke Rumah Sakit Notopuro, Rumah Sakit Delta Surya, dan Rumah Sakit Siti Hajar.

Namun, sebagian besar sudah dibawa kembali ke rumah.

Sementara itu, korban yang dinyatakan meninggal dunia berjumlah tiga orang.

Pertama, Maulana Ibrahim (15) warga Bangkalan berdomisili di Surabaya pada Senin (29/9/2025).

Kedua, Mashudul Haq (14) asal Surabaya.

Ketiga, Muhammad Sholeh (22) asal Bangka Belitung yang meninggal di Rumah Sakit Notopuro Sidoarjo pada Selasa (30/9/2025).

Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit yakin masih terdapat santri yang berada di dalam reruntuhan dengan kondisi hidup.

“Kami meyakini bahwa masih ada yang bisa selamat dan yang terakhir ini justru kami masih bisa berkomunikasi,” kata Nanang kepada awak media, Selasa (30/8/2025).

Diperkirakan, sebanyak 38 santri masih terjebak dalam reruntuhan puing-puing bangunan.

Petugas mengupayakan proses pencarian dengan kewaspadaan tinggi untuk mengurangi risiko kerawanan runtuh susulan.

Baca juga: Data Terkini Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo, Pencarian Terus Dilakukan Secara Manual

Hanya petugas SAR gabungan yang melakukan evakuasi yang bisa masuk ke area lokasi.

Petugas melakukan sterilisasi area hingga 50 meter dari gerbang depan asrama putra agar tidak mengganggu konsentrasi proses pencarian.

“Untuk steril area kami perluas yang tadinya mereka menonton di depan bangunan, ternyata tim kami yang ada di bawah reruntuhan sangat riskan mendengar sesuatu yang ramai,” ucap Nanang.

Ia mengatakan, bangunan yang runtuh berupa beton melintang.

Diduga, korban masih terjebak di area tengah.

Untuk sampai ke titik tersebut, petugas harus membuka lubang.

“Karena posisinya beton-beton itu lintang menutupi para korban, sehingga kami harus memberikan akses dengan memberikan lubang atau memotong bagian-bagian dari struktur bangunan tersebut,” ucap dia.

Sementara itu, dua eskavator telah disiagakan sejak Senin malam.

Namun, dua alat tersebut masih belum difungsikan mengingat getarannya berpotensi menimbulkan ambruk susulan.

“Nah, kami cukup memperhatikan sekali karena getaran dari peralatan yang kami gunakan itu sangat rentan untuk membuat bangunan itu roboh,” ujarnya.

 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com

Sumber: TribunJatim.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved