Berita Viral

Kisah Pilu Dewangga, Santri di Lumajang Diduga Diberi Asam Klorida oleh Teman, Kini Tak Bisa Makan

Sebagai pengganti makan, Dewangga pun harus meminum susu khusus dari resep dokter dengan harga mencapai Rp1 juta per hari.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
KOMPAS.com/MIFTAHUL HUDA
TERBARING -Kisah pilu menimpa seorang santri bernama Dewangga Eza naufal Al Yusan (13), yang terbaring lemah setelah meminum larutan asam klorida atau Hydrochloric Acid (HCl) yang diduga sengaja diberi oleh temannya. 

TRIBUNJABAR.ID - Kisah pilu menimpa seorang santri bernama Dewangga Eza naufal Al Yusan (13), yang terbaring lemah setelah meminum larutan asam klorida atau Hydrochloric Acid (HCl) yang diduga sengaja diberi oleh temannya.

Dewangga adalah santri di Pondok Pesantren Asy-Syarify yang berlokasi di Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Kasus ini terungkap setelah pondok pesantren itu membuka penggalangan dana melalui salah satu situs untuk pengobatan Dewangga.

Sebagai informasi asam klorida atau HCl adalah asam kuat dan merupakan komponen utama dalam asam lambung yang memiliki sifat korosif.

Sifat korosif artinya zat tersebut dapat merusak atau menghancurkan zat lain secara kontak langsung melalui reaksi kimia.

Lantas, seperti apa kisah selengkapnya?

Kronologi Kejadian

Dilansir dari Kompas.com, peristiwa tragis yang menimpa Dewangga ini terjadi pada 10 Juli 2025 atau sekitar tiga bulan lalu.

Baca juga: Kisah Andreas Soetanto, UMKM Batik Solo yang Mendunia Berkat Shopee

Ibunda Dewangga, Ratna Purwati menuturkan bahwa ada seorang teman dari Dewangga yang secara sengaja memberikan larutan asam klorida tersebut.

"Pelaku mendapat cairan HCl yang biasanya dipakai untuk pembersih lantai dari sebuah gudang di kawasan ponpes," ujar Ratna, dikutip pada Selasa (30/9/2025).

Saat itu, kata Ratna, putra sulungnya itu baru saja menyelesaikan tugas piket dan merasa sangat haus.

Kemudian, Dewangga bertemu dengan pelaku yang membawa larutan HCl dalam kemasan botol minuman bersoda.

"Anak saya ini di pondok, ada kegiatan ngaji pagi dan lanjut piket. Nah, posisi habis piket ini haus, terus tanya soal minuman yang dibawa pelaku," tutur Ratna.

"Dijawab sama si pelaku kalau itu minuman yang dikasih ibuk-ibuk, terus ya diminum sama anak saya," sambungnya.

Ratna melanjutkan, Dewangga langsung merasakan gejala panas dan memuntahkan cairan berwarna hitam.

Sementara, pelaku terlihat tertawa saat Dewangga muntah-muntah.

"Anak saya langsung panas, muntah keluar cairan hitam dan anak yang memberi minuman itu tertawa-tawa," ucap Ratna.

Minum Susu Rp1 Juta per Hari

Akibat dari peristiwa ini, Dewangga pun tidak bisa makan. Ia mengalami penyumbatan saluran pencernaan dari lambung ke usus.

Apabila dipaksa, makanan yang dimasukkan lewat mulut akan dimuntahkan kembali.

"Penyumbatan lambung, dari lambung ke usus. Jadi kalau makan muntah terus," kata Ratna.

Sebagai pengganti makan, Dewangga pun harus meminum susu khusus dari resep dokter dengan harga mencapai Rp1 juta per hari.

Baca juga: Kisah Pilu Ibu Keguguran di Bengkulu Ditandu Sejauh 5 Kilometer Gara-gara Jalan Rusak

Setidaknya, kondisi tersebut harus berlangsung selama enam bulan ke depan sampai Dewangga bisa naik ke meja operasi.

"Dokter bedahnya bilang, karena di lambungnya luka, kondisinya itu bisa jadi sampai enam bulan," beber Ratna.

"Tapi dievaluasi kalau gizinya naik, terus nutrisinya tercukupi, kemungkinan enggak sampai enam bulan, bisa dilakukan operasi lagi," sambungnya.

Perjuangan Ratna mencari pengobatan anaknya itu pun tidak mudah. Ia harus berpindah-pindah rumah sakit selama tiga bulan.

Berat badan Dewangga pun kini sudah turun drastis dari yang awalnya 39 kilogram, kini tinggal 24 kilogram. 

"Awalnya itu 39 kilogram, pas di rumah sakit itu sampai 20 kilogram, sekarang sudah mendingan jadi 24 kilogram," katanya.

Keterangan Pesantren

Dewan Pengasuh Ponpes Asy-Syarifiy 01, Ahmad Syaifuddin Amin, membenarkan peristiwa yang menimpa salah satu santrinya. 

Ia menjelaskan bahwa tindakan pelaku awalnya merupakan keisengan dengan memindah cairan HCl ke dalam botol minuman bersoda.

"Cairan ini dipastikan telah tersimpan rapi di sebuah gudang dan jauh dari jangkauan para santri," kata Syaifuddin.

(Tribunjabar.id/Rheina) (Kompas.com/Miftahul Huda)

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved