Tragedi Raya Sukabumi

Gejala Penyakit Cacingan seperti yang Menimpa Raya, Berikut Cara Pencegahan dan Pengobatannya

Raya meninggal akibat infeksi berat yang disebabkan oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides).

|
Editor: Ravianto
gemini ai
CEGAH CACINGAN - Ilustrasi anak cacingan. Seorang bocah di Sukabumi, Raya meninggal akibat infeksi berat yang disebabkan oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Berikut ini gejala anak cacingan dan cara mencegah dan mengobatinya. 

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Seorang bocah di Kota Sukabumi, Jawa Barat tewas setelah tubuhnya digerogoti cacing gelang atau cacing pita.

Bocah 3 tahun itu menderita penyakit cacingan atau penyakit Askariasis yang sudah parah atau akut.

Cacing-cacing bahkan sampai keluar melalui mulut dan hidung bocah malang tersebut saat dia dirawat di RSUD R Syamsudin Sukabumi.

Ilustrasi anak cacingan
Ilustrasi anak cacingan (gemini ai)

Raya diketahui meninggal di rumah sakit pada 22 Juli 2025 pukul 14.24 WIB.

Raya meninggal akibat infeksi berat yang disebabkan oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides).

Penyakit cacingan sebenarnya infeksi cacing paling umum di dunia. 

Baca juga: Fakta Mengerikan di Balik Kematian Raya Bocah di Sukabumi dan Penjelasan Penyakit Askariasis

Penyakit cacingan adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit cacing yang hidup di dalam tubuh manusia.

Cacing ini bisa masuk ke tubuh melalui berbagai cara, paling sering lewat makanan, minuman, atau kontak dengan tanah yang terkontaminasi.

Ada banyak jenis cacing yang bisa menginfeksi, tetapi yang paling umum adalah:

Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides): Sering menyebabkan sakit perut, mual, muntah, dan pada kasus parah bisa menyumbat usus.

Cacing Tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus): Mengakibatkan anemia atau kekurangan darah karena cacing ini mengisap darah dari dinding usus.

Cacing Kremi (Enterobius vermicularis): Paling sering menyerang anak-anak, dengan gejala utama gatal di area anus, terutama pada malam hari.

Cacing Pita (Taenia saginata dan Taenia solium): Biasanya didapat dari konsumsi daging sapi atau babi yang tidak dimasak matang.

Gejala

Setelah masuk ke tubuh, telur atau larva dapat berkembang menjadi cacing dewasa dan menyebabkan infeksi.

Saat cacing  berada di dalam tubuh, cacing tersebut dapat bertelur dan telurnya dapat dikeluarkan lewat kotoran manusia sehingga dapat kembali menginfeksi orang lain.

“Tanda dan gejala infeksi askariasis bisa sangat beragam. Kadang tidak muncul gejala namun hanya ada gagal tumbuh dan malnutrisi,” urai dr Ade.

Gejala lain yang bisa ditemukan adalah sakit perut, kembung, mual, muntah dan diare.

Namun apabila Larva atau cacing menginfeksi organ lain misalnya paru maka akan menemukan gejala demam, batuk, sesak nafas bahkan batuk yang berdarah.

Pengobatan

Pengobatan askariasis meliputi dua hal yaitu mengobati tanda dan gejalanya seperti demam batuk ataupun mual, muntah. Serta yang paling penting adalah membunuh cacing.

Pasien akan mengonsumsi obat-obat yang mengandung zat misalnya albendazole, mebendazole, ivermectin dan lainnya.

“Pengobatan ini bisa diulang 1 sampai 3 bulan ke depan untuk memastikan cacingnya sudah dibunuh tuntas,” keta dia.

Pencegahan

Pencegahan infeksi askariasis dapat dilakukan dengan mencegah tertelannya telur, larva ataupun cacing dewasa ke dalam tubuh manusia.

Rutin mencuci tangan terutama sebelum makan misalnya juga sesudah berkebun atau sesudah beraktivitas di luar rumah.

Konsumsi makanan yang matang dan air dari sumber yang bersih.

“Segera berkonsultasi ke tenaga medis terdekat jika mengalami tanda dan gejala yang mengarah ke infeksi cacing gelang,” pesan dia.(*)

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved