Update Program MBG: 6.517 Orang Keracunan Menurut Data BGN, JPPI Catat 8.649 Anak Keracunan

Jumlah kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) terbanyak berada di Pulau Jawa.

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Sejumlah pelajar diduga keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (25/9/2025). 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Berdasarkan data Badan Gizi Nasional (BGN), ada 6.517 orang yang jadi korban keracunan program makan Bergizi Gratis (MBG).

Hal tersebut diungkapkan Kepala BGN, Dadan Hindayana dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025). 

Dadan mengatakan, angka tersebut merupakan jumlah korban keracunan MBG sejak program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut diluncurkan hingga akhir September 2025.

Jumlah kasus keracunan terbanyak berada di Pulau Jawa.

Baca juga: Keracunan MBG Jadi Sorotan, Begini Tips Catering Profesional Atur Keamanan Hidangan

"Kalau dilihat dari sebaran kasus, maka kita lihat bahwa di wilayah 1 tercatat ada yang mengalami gangguan pencernaan sejumlah 1.307," kata Dadan.

Sementara itu, di wilayah 2, kasus keracunan terus bertambah dari yang sebelumnya 4.147 korban.

Wilayah 1 mencakup Pulau Sumatera, sementara wilayah 2 merupakan Pulau Jawa.

Sementara wilayah 3 yang mencakup kawasan Indonesia Timur, mencatatkan 1.003 kasus.

"Kemudian wilayah 3 ada 1.003 orang. Dan kita catat tanggal per tanggal dari kasus kejadian ini," ungkap Dadan.

Dalam rapat ini, Dadan juga menyatakan bahwa Peraturan Presiden (Perpres) mengenai tata kelola program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan segera terbit.

Dadan berharap, Perpres tersebut segera ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Dan kemudian sekarang ini sedang diselesaikan terkait Perpres tata kelola makan bergizi yang mudah-mudahan minggu ini sudah ditandatangani oleh Bapak Presiden," kata Dadan dalam rapat. 

Baca juga: BREAKING NEWS, Bupati Garut Tetapkan KLB Kasus Keracunan MBG, Ada 131 yang Masih Dirawat

Ia menegaskan, regulasi tersebut penting untuk memperkuat pelaksanaan program MBG secara menyeluruh.

"Karena ini dukungan terhadap program makan bergizi sudah sangat urgen dilakukan tidak hanya masalah keamanan sanitasi, higienis, penanganan korban, tetapi juga kebutuhan rantai pasok yang semakin besar," ujar Dadan.

JPPI Catat 8.649 Anak Keracunan

Sebelumnya Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat per 27 September 2025, korban keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah mencapai 8.649 anak.

Terjadi lonjakan jumlah korban keracunan, sebanyak 3.289 anak dalam dua pekan terakhir. 

Pada bulan September ini, jumlah korban keracunan per minggunya selalu mengalami peningkatan. 

Penambahan jumlah korban terbanyak terjadi pada satu pekan lalu (22-27 September 2025), korban mencapai 2.197 anak. 

"Alih-alih memberi pemenuhan gizi, makanan yang disediakan negara justru membuat ribuan anak keracunan massal. Tangis anak-anak pecah di ruang kelas, antrean panjang di rumah sakit, keresahan orang tua, dan trauma makan MBG adalah bukti nyata bahwa program ini gagap mencapai tujuan," kata Ketua JPPI, Ubaid Matraji melalui keterangan tertulis, Senin (29/9/2025).

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) adalah sebuah koalisi nasional yang terdiri dari berbagai organisasi masyarakat sipil (CSO) yang fokus pada isu pendidikan. 

Baca juga: Dinkes Sumedang Perketat Pengawasan Pengolahan Makanan di 48 SPPG Buntut Keracunan

JPPI bertujuan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, berkeadilan, dan inklusif bagi semua anak di Indonesia dengan prinsip "no one left behind".

JPPI mengecam respon pemerintah yang hanya menutup Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terdapat kasus keracunan. 

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved