Momen Mikrofon Prabowo Mati saat Bahas Palestina di Sidang PBB, Dialami Pemimpin Dunia Lainnya
Suara Prabowo terdengar lantang saat membahas masalah lain, namun tiba-tiba tak terdengar saat pembahasan berpindah ke topik Palestina.
TRIBUNJABAR.ID - Presiden Prabowo Subianto mengalami hal tak menyenangkan saat memebrikan pidato dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS, Selasa (22/9/2025) pagi.
Mikrofon yang digunakan Presiden Prabowo Subianto tiba-tiba mati saat membahas masalah penting mengenai Palestina.
Suara Prabowo terdengar lantang saat membahas masalah lain, namun tiba-tiba tak terdengar saat pembahasan berpindah ke topik Palestina.
Rupanya, Masalah mikrofon mati saat membahas Palestina tak hanya dialami Prabowo Subianto.
Baca juga: Cerita Mahfud MD Ditawari Jenderal untuk Jadi Menteri Prabowo, Tak Beri Jawaban, Ungkap Alasannya
Ada sejumlah pemimpin negara yang juga mengalami 'kendala teknis' serupa saat membahas masalah Palestina di Sidang Umum PBB.
Dikutip dari TRT World, ada beberapa pemimpin dunia menghadapi masalah mikrofon yang tiba-tiba mati saat membahas Palestina di sidang PBB.
Di antaranya dialami pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan dan PM Kanada Mark Carney.
Gangguan teknis memicu kebingungan saat Mark Carney mengumumkan pengakuan Palestina dan juga pada saat Prabowo Subianto membahas soal pasukan penjaga perdamaian di Gaza.
Serangkaian kegagalan mikrofon di Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengganggu pidato-pidato penting para pemimpin dunia, termasuk Presiden Turki, Perdana Menteri Kanada, dan Presiden Indonesia.
Isu mikrofon mati ini menarik perhatian selama debat sensitif tentang genosida Gaza dan kenegaraan Palestina.
Pada hari Selasa (23/9/2025), pidato Presiden Indonesia Prabowo Subianto terpotong di tengah pidatonya saat ia membahas rencana untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Gaza.
Mikrofonnya tiba-tiba mati, dan suasana menjadi sunyi, membuat sang penerjemah kesulitan untuk melanjutkan.
Umpan audio dilanjutkan setelah beberapa detik, tetapi gangguan itu terjadi laga pada saat-saat yang kritis.
Baca juga: Empat Sekutu Israel Akui Palestina, Pengamat Berharap Prabowo Singgung Isu Palestina di Sidang PBB
Beberapa jam sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghadapi masalah serupa saat berpidato di hadapan majelis Sidang Umum PBB.
Saat ia mengecam genosida yang dilakukan Israel di Gaza dan menyerukan pengakuan segera atas negara Palestina, penerjemah terdengar berkata: "Tidak bisa mendengar Presiden, suaranya hilang."
Gangguan itu segera diperbaiki, tetapi sempat menimbulkan kebingungan di aula.
Kegagalan mikropon yang paling dramatis terjadi pada hari Senin (22/9/2025) ketika Perdana Menteri Kanada Mark Carney mengumumkan pengakuan resmi negaranya terhadap Negara Palestina.
"Dalam konteks ini, Kanada mengakui negara Palestina," ujarnya, disambut tepuk tangan dari para delegasi.
Beberapa saat kemudian, mikrofonnya tiba-tiba mati.
Meskipun mendapat sorak sorai, hilangnya audio secara tiba-tiba memicu spekulasi di antara beberapa pengamat tentang waktu terjadinya kerusakan tersebut.
Staf teknis PBB kemudian mengatakan kegagalan itu disebabkan oleh masalah peralatan di aula Majelis Umum PBB, yang telah menjadi tuan rumah bagi puluhan pemimpin minggu ini di tengah sesi tingkat tinggi.
Para pejabat menekankan bahwa tidak ada "indikasi" adanya campur tangan yang disengaja.
Gangguan tersebut terjadi saat Palestina dan Gaza mendominasi pembahasan di agenda sidang umum PBB tahun ini.
Semakin banyak negara — termasuk Prancis, Belgia, Malta, Luksemburg, dan Kanada — yang mengakui Palestina, menganggapnya sebagai langkah menuju kebangkitan solusi dua negara.
Pada saat yang sama, para pemimpin dari Turki, Indonesia, dan negara lainnya telah menuntut tindakan internasional yang mendesak untuk menghentikan genosida di Gaza, memastikan akses kemanusiaan, dan mengerahkan pasukan penjaga perdamaian jika perlu.
Erdogan memperingatkan bahwa tindakan Israel merupakan genosida, sementara Prabowo mengatakan Indonesia siap menyumbangkan pasukan ke misi PBB jika disetujui.
Meski audionya gagal, pesannya tetap tersampaikan.
Baca juga: Inggris, Kanada, Australia, Portugal Sepakat Akui Negara Palestina di Tengah Konflik Gaza
Seperti yang dicatat oleh seorang delegasi setelah pernyataan Carney: "Pengakuan itu terdengar keras dan jelas, meskipun mikrofon tidak."
Sikap Indonesia terhadap Kondisi Palestina
Dalam Majelis Umum PBB, Prabowo Subianto menjanjikan dukungan terhadap solusi dua negara karena bayak negara mengakui Palestina,.
Prabowo pun siap mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Gaza.
"Dengan berat hati kami mengenang tragedi yang tak tertahankan di Gaza," ujarnya.
"Ribuan orang tak berdosa telah terbunuh, kebanyakan perempuan dan anak-anak, dan kelaparan serta kehancuran telah terjadi. Bencana kemanusiaan sedang terjadi di depan mata kita. Kami mengutuk semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa".
Prabowo Subianto mengatakan Indonesia siap mengambil bagian dalam upaya internasional untuk menghentikan konflik.
"Kami bersedia menyediakan pasukan penjaga perdamaian," ujarnya, menegaskan kembali komitmen negaranya terhadap solusi dua negara.
Ia juga memaparkan posisi Indonesia terkait pengakuan.
"Indonesia menyatakan akan segera mengakui Negara Israel dan mendukung segala jaminan keamanan Israel segera setelah Israel mengakui Negara Palestina dan kemerdekaan Palestina," ujarnya kepada para delegasi.
Prabowo mengatakan sikap Indonesia sudah jelas.
"Kami tetap berkomitmen pada solusi dua negara dalam masalah Palestina," ujarnya kepada para delegasi, menyerukan persatuan dalam upaya internasional untuk mengakhiri apa yang ia sebut sebagai "bencana kemanusiaan yang terjadi di depan mata kita."
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Empat Sekutu Israel Akui Palestina, Pengamat Berharap Prabowo Singgung Isu Palestina di Sidang PBB |
![]() |
---|
Inggris, Kanada, Australia, Portugal Sepakat Akui Negara Palestina di Tengah Konflik Gaza |
![]() |
---|
Gelar Ajang Lari di Sentul Cara Aktor Dimas Seto Serukan dan Dukung Kemerdekaan Palestina |
![]() |
---|
Kabar Gembira untuk Warga Bandung, Penghapusan Denda Piutang PBB Berlaku hingga Akhir 2025 |
![]() |
---|
Seruan Penuh Keprihatinan dari Vatikan, Paus Leo XIV Kembali Minta Kedamaian di Gaza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.