Melihat Ponpes Sukamiskin Bandung, Didirikan pada 1881 Tapi Tetap Eksis hingga Kini

SUASANA sunyi langsung terasa saat memasuki gerbang depan Pondok Pesantren Sukamiskin yang terletak di Jalan AH Nasution, Kota Bandung.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
BANGUNAN Pondok Pesantren Sukamiskin yang terletak di Jalan AH Nasution, Kota Bandung. Foto diambil pada Rabu (22/10/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

SUASANA sunyi langsung terasa saat memasuki gerbang depan Pondok Pesantren Sukamiskin yang terletak di Jalan AH Nasution, Kota Bandung. Namun, saat berada ke bagian ruangan, terlihat sejumlah santri yang sibuk beraktivitas.

Kesunyian di bagian depan bangunan yang berkonsep art deco tersebut langsung berubah saat melihatsantri fokus menyaksikan film layar lebar Sang Kyai. Pemutaran film itu dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, 22 Oktober 2025.

Di bagian dalam bangunan, layaknya pesantren yang lain, terdapat ruangan untuk mengaji, tempat tidur santri, area lapangan, dan fasilitas lain. Namun, yang cukup menakjubkan, terpampang foto-foto suasana masa lalu di pesantren ini.

Baca juga: Ahmad Luthfi-Taj Yasin Terjunkan Dokter Spesialis Keliling ke 5.419 Pesantren

"Pondok pesantren ini didirian KH Raden Muhammad bin Alqo pada tahun 1881. Jadi, bisa disebut yang tertua," ujar pengurus Pondok Pesantren Sukamiskin, Viki Muhammad, saat ditemui, Rabu (22/10/2025).

Kontruksi bangunan pesantren tersebut memang sudah tua. Tetapi, masih terlihat kokoh meski sebagian sudah mulai kusam. Bahkan satu bangunan di bagian depan sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Foto-foto suasana masa lalu di Pondok Pesantren Sukamiskin
MASA LALU - Foto-foto suasana masa lalu di Pondok Pesantren Sukamiskin yang terletak di Jalan AH Nasution, Kota Bandung. Foto diambil Rabu (22/10/2025).

Di balik usia pesantren yang sudah tua itu, ternyata menyisakan masa-masa kelam. Sebab, pesantren ini pernah diserang saat masa penjajahan hingga menyebabkan satu santri meninggal dunia.

"Pesantren Sukamiskin diserang pada tahun 1942 pada masa Jepang nyerang ke Belanda karena kebetulan posisinya dekat sama LP Sukamiskin. Tapi entah itu salah sasaran atau apa sampai ada santri yang meninggal," katanya.

Penyerangan tersebut tidak menjadi rintangan bagi para pengurus pesantren kala itu. Mereka, tetap teguh pada pendiriannya untuk menyebarkan ajaran Islam sehingga saat ini pesantren masih tetap bertahan.

"Meski diserang oleh Jepang saat perebutan kekuasan dengan belanda sebelum kemerdekaan Indonesia sampai saat ini bisa dilihat masih bertahan, justru jumlah santri terus bertambah," ucap Viki.

Pondok Pesantren Sukamiskin kini semakin berkembang hingga bisa membangun sekolah madrasah yang memiliki siswa mencapai ratusan orang dari berbagai wilayah di Kota Bandung.

Baca juga: 30 Contoh Tema Acara Hari Santri Nasional 2025 untuk Acara di Pesantren, Sekolah hingga Komunitas

"Sekarang santri 300-an. Kalau sama sekolahnya 800-an karena di sekolah itu ada yang menerima dari luar siswanya. Jadi, setelah penyerangan itu, lambat laun sampai sekarang masih eksis, bertahan terus," katanya.

Penyerangan yang pernah terjadi di pesantren tersebut kini tinggal cerita. Para pengurus menganggap peristiwa ini sebagai tantangan untuk menyebarkan ajaran Islam kepada anak-anak bangsa agar tetap kuat dalam mengahadapi segala cobaan.

"Dengan peristiwa itu, sekarang pesantren ini memiliki peran penting dalam memajukan tradisi budaya, memajukan generasi muda, termasuk bangsa juga," ujar Viki. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved