Duel Maut Petani vs King Kobra
Saran Panji Petualang Usai Tragedi Petani Dipatuk King Kobra: Jangan Usik, Lakukan Ini jika Digigit
Panji Petualang menegaskan bahwa fatalitas gigitan King Kobra tidak selalu instan.
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Pawang ular sekaligus YouTuber, Panji Petualang, menanggapi insiden tewasnya Ocang (70) petani Sukabumi usai berduel dengan King Kobra di Sukabumi.
Dihubungi Tribun Jabar, Panji mengatakan jika ular king kobra bisa membunuh dalam hitungan jam jika imunitas korban lemah.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pencegahan dan penanganan pertama yang benar jika tergigit ular berbisa.
Saran Panji: Hindari Konflik dan Jangan Mengusik
Panji menjelaskan bahwa sifat dasar ular, termasuk King Kobra, adalah defensif, bukan agresif.
Ular umumnya hanya melintas untuk mencari makan dan tidak akan menyerang jika tidak merasa terancam.
Baca juga: Ini Cara Kerja Racun Neurotoksin King Kobra yang Membuat Petani di Sukabumi Tewas
"Kalau enggak diganggu, ular king kobra itu enggak akan merasa terancam dan enggak akan menyerang."
"Tapi, berbeda jika mereka diusik, maka ular King Kobra akan melawan untuk pertahanan dan tak segan menggigit korbannya," kata Panji, Selasa (7/10/2025) kepada Tribun Jabar.
Oleh karena itu, hal pertama yang harus dilakukan saat bertemu King Kobra adalah menghindari atau menjauh dan tak coba-coba untuk mengusiknya.

Apa yang Harus Dilakukan jika bertemu ular dan jika terpatuk.
1. Durasi Kematian Akibat Bisa King Kobra Tergantung Imunitas
Yang paling menarik adalah perkiraan waktu kematian yang diberikan oleh Panji, yang menegaskan bahwa fatalitas gigitan King Kobra tidak selalu instan:
Imunitas Lemah: Korban bisa tewas dalam waktu satu hingga tiga jam saja tanpa penanganan yang benar.
Imunitas Kuat: Korban masih bisa bertahan hingga maksimal dua hari tanpa pengobatan (meskipun kondisi ini sangat berbahaya).
2. Sifat Ular yang Defensif, Bukan Agresif
Penjelasan Panji tentang perilaku ular menekankan pentingnya menghindari konflik, yang menjadi pelajaran penting dari kasus Ocang:
Ular (termasuk King Kobra) secara naluri adalah defensif, bukan agresif.
Ular hanya akan menyerang jika merasa terancam atau diusik.
Jika tidak diganggu, mereka hanya akan melintas untuk mencari makan.
3. Penanganan Pertama yang Wajib Dilakukan: Teknik Immobilisasi
Panji memberikan saran praktis dan ilmiah untuk pertolongan pertama yang benar, yaitu:
Melakukan teknik immobilisasi (menstabilkan dan membatasi gerakan) pada bagian tubuh yang digigit, menggunakan alat bantu seperti bidai atau perban.
Tujuan immobilisasi adalah memperlambat penyebaran bisa secara sistemik ke seluruh tubuh.
4. Tingginya Harga dan Keterbatasan Antivenom
Informasi tentang serum anti-bisa (antivenom) menyoroti tantangan penanganan medis di Indonesia:
Korban harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan Serum Anti Bisa King Kobra (Antivenom King Cobra).
Harga antivenom ini cukup mahal, yaitu Rp2,3 juta per vial (berdasarkan data Bio Farma), dan ketersediaannya di sejumlah rumah sakit terbatas.(*)
Ini Cara Kerja Racun Neurotoksin King Kobra yang Membuat Petani di Sukabumi Tewas |
![]() |
---|
Sosok Ocang, Petani Ulet di Sukabumi yang Hidup Sebatang Kara, Tewas Usai Bunuh King Kobra 4 Meter |
![]() |
---|
Sosok Ocang, Petani yang Tewas usai Duel dengan King Kobra di Sukabumi, Pernah Jadi Pencari Ular |
![]() |
---|
Duel Maut Petani vs King Kobra, Panji Petualang Bagikan Cara Atasi Gigitan King Kobra |
![]() |
---|
Titik Hitam di Jempol Kaki Kanan Jadi Bukti Gigitan King Kobra yang Renggut Nyawa Petani di Sukabumi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.