Duel Maut Petani vs King Kobra

Saran Panji Petualang Usai Tragedi Petani Dipatuk King Kobra: Jangan Usik, Lakukan Ini jika Digigit

Panji Petualang menegaskan bahwa fatalitas gigitan King Kobra tidak selalu instan.

Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Ravianto
Polsek Sagaranten untuk Tribun Jabar
MATI - Ular king kobra yang tewaskan Ocang, kakek 73 tahun di Kampung Cipetir, Desa Cidadap, Kabupaten Sukabumi, Selasa 7 Oktober 2025. 

Penjelasan Panji tentang perilaku ular menekankan pentingnya menghindari konflik, yang menjadi pelajaran penting dari kasus Ocang:

Ular (termasuk King Kobra) secara naluri adalah defensif, bukan agresif.

Ular hanya akan menyerang jika merasa terancam atau diusik.

Jika tidak diganggu, mereka hanya akan melintas untuk mencari makan.

3. Penanganan Pertama yang Wajib Dilakukan: Teknik Immobilisasi

Panji memberikan saran praktis dan ilmiah untuk pertolongan pertama yang benar, yaitu:

Melakukan teknik immobilisasi (menstabilkan dan membatasi gerakan) pada bagian tubuh yang digigit, menggunakan alat bantu seperti bidai atau perban.

Tujuan immobilisasi adalah memperlambat penyebaran bisa secara sistemik ke seluruh tubuh.

4. Tingginya Harga dan Keterbatasan Antivenom

Informasi tentang serum anti-bisa (antivenom) menyoroti tantangan penanganan medis di Indonesia:

Korban harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan Serum Anti Bisa King Kobra (Antivenom King Cobra).

Harga antivenom ini cukup mahal, yaitu Rp2,3 juta per vial (berdasarkan data Bio Farma), dan ketersediaannya di sejumlah rumah sakit terbatas.(*)

 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved