Sekda Sukabumi Minta SPPG MBG Pakai Barang Lokal Setelah Pedagang di Pasar Menjerit Omzet Turun

Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi menjawab keluhan para pedagang di pasar. Pedagang mengaku omzet menurun hingga harga jual menjadi mahal.

Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Giri
Tribun Jabar/M Rizal Jalaludin
IMBAS MBG - Pasar Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Pedagang sayur dan daging mengeluhkan omzet turun dan harga jadi mahal imbas Program MBG. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id M Rizal Jalaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi menjawab keluhan para pedagang di pasar. Pedagang mengaku omzet menurun hingga harga jual menjadi mahal akibat adanya Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pedagang di pasar yang mengeluh, terutama mereka yang menjual sayuran dan daging ayam potong. Mereka menyebut harga menjadi naik drastis dan daya beli berkurang.

Menjawab keluhan itu, Sekda Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, mengatakan, pihaknya telah menekankan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG untuk belanja bahan baku lokal atau belanja di pasar agar terjadi perputaran ekonomi di daerah.

Ade mencontohkan seperti halnya belanja beras, telur, sayuran atau kebutuhan lain untuk MBG ini bisa membeli langsung di pasar wilayah SPPG MBG itu berada.

Baca juga: Dapur MBG yang Tak Punya Sertifikat Layak SLHS Akan Disetop, Wagub Siap-siap Kumpulkan Pemilik SPPG

"Pokoknya perputarannya ada lah. Saya harapkan jangan ngambil dari luar Kabupaten Sukabumi, diutamakan lokal, misalnya Palabuhanratu ngambilnya di Palabuhanratu. Kecuali barangnya enggak ada, berarti kan ngambilnya di tempat yang lain. Tapi diusahakan supaya perekonomian di daerah itu bisa mutar, itu kemarin sudah disampaikan," ucap Ade Suryaman saat dikonfirmasi Tribunjabar.id, Selasa (7/10/2025).

Diberitakan sebelumnya, Program MBG dinilai membawa dampak negatif bagi para pedagang sayuran dan daging di Pasar Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Pasalnya, omzet mereka turun karena dapur SPPG MBG tidak belanja sayuran dan daging di pasar. Kondisi itu membuat harga jual di pasar menjadi naik hingga minim pelanggan.

Penyebabnya para pedagang mendapatkan harga naik dari pemasok akibat bahan baku banyak dipesan dapur MBG langsung ke pemasok sayuran dan daging.

Baca juga: Sosok Ocang, Petani yang Tewas usai Duel dengan King Kobra di Sukabumi, Pernah Jadi Pencari Ular

Kondisi itu diungkap Ketua Persatuan Warga Pasar (Perwapas) Palabuhanratu, Yudi Permana Risman.

"Sangat berdampak sekali. Salah satu ayam potong aturan bulan ini murah jadi mahal akibat kuota pemakaian MBG, sehingga ayam meledak harganya," ujar Yudi, Senin (6/10/2025).

Yudi membenarkan dapur MBG tidak ada yang belanja kebutuhan sayuran dan daging di pasar.

"Kebanyakan dapur MBG pengiriman dari luar," ucap Yudi yang juga pedagang ayam potong.

Informasi yang diterima Tribunjabar.id, harga ayam potong di Pasar Palabuhanratu saat ini berkisar Rp 40 ribu hingga Rp 42 ribu per kilogram. Kondisi ini membuat pedagang kebingungan karena pembeli menjadi turun akibat harga mahal.

Para pedagang pun tidak bisa berbuat banyak karena mereka juga mendapatkan harga mahal dari pengepul. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved