Jejak 300 Siswa Keracunan MBG: 191 SPPG di Kabupaten Sukabumi Belum Miliki Sertifikat Higienis
300 lebih pelajar di Kabupaten Sukabumi mengalami keracunan usai mengkonsumsi MBG.
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Kontributor Tribunjabar.id M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami para pelajar masih menjadi sorotan publik. Ratusan pelajar banyak yang menjadi korban, termasuk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
300 lebih pelajar di Kabupaten Sukabumi mengalami keracunan usai mengkonsumsi MBG.
Data diperoleh Tribunjabar.id, sejak Agustus hingga akhir September 2025 ini sudah terjadi empat kali kasus keracunan akibat mengkonsumsi MBG.
Keracunan yang terjadi diantaranya di Cidolog, Parakansalak, Cibadak dan terbaru di Palabuhanratu.
Dinas Kesehatan mengungkap hasil lab sampel makanan MBG yang dikonsumsi para pelajar itu mengandung bakteri dan jamur, hal itu membuat para pelajar mengalami keracunan dengan gejala rata-rata pusing, mual, muntah hingga ada yang gatal-gatal.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi, mengatakan, total terdapat 191 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Sukabumi.
Mereka berperan sebagai dapur penyuplai MBG yang dibagikan kepada para pelajar, baik Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, hingga Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan.
Mirisnya, Agus mengungkap bahwa dari 191 SPPG ini belum satu pun memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
"Ada 191 SPPG. Belum ada (SLHS)," kata Agus saat dikonfirmasi Tribunjabar.id, Senin (29/9/2025).
Sebelumnya, Agus menyampaikan, pihaknya baru menyelesaikan uji lab di SPPG Cidolog dan Parakansalak.
"SPPG Cidolog, pemeriksaan sampel makanan diambil dari dapur MBG, jenis sampel yang diperiksa laboratorium berupa nasi uduk, tempe orek, acar bumbu kuning, telur dadar, dan semangka," ujar Agus kepada Tribunjabar.id, Selasa (23/9/2025).
Agus menjelaskan, hasil lab untuk MBG di SPPG Cidolog ditemukan jamur dan bakteri pada makanan yang dikonsumsi para pelajar.
"Hasil pemeriksaan mikrobiologi di Balai Laboratorium Kesehatan Jawa Barat ditemukan jamur (Coccodiodesimmitis) pada semangka, bakteri (Enterobacter cloacae) pada tempe orek, dan macrococcus caseolyticusbpada telur dadar," kata Agus.
Sedangkan di SPPG Parakansalak, sampel makanan yang diambil dari dapur MBG untuk diperiksa laboratorium berupa nasi putih, telur, orek tahu, sayuran, semangka dan susu.
"Hasil pemeriksaan mikrobiologi di Balai Laboratorium Kesehatan Jawa Barat ditemukan bakteri (Bacillus Cereus) pada telur," ucap Agus.
Agus menjelaskan, bakteri dan jamur dapat mengkontamunasi bahan makanan dari proses penyimpanan pada suhu ruang yang terlalu lama, dan hal itu terjadi di Cidolog.
"SPPG Parakansalak pada hasil lab terdapat bakteri (Bacillus Cereus) pada telur. Bakteri ini dapat mengkontaminasi / mencemari telur mentah pada saat penyimpanan pada suhu yang tidak tepat dan pengolahan harus dimasak hingga matang sempurna karena toksinnya mungkin tidak rusak sepenuhnya saat dimasak ulang," ucap Agus.* (M Rizal Jalaludin)
| Bukan Keracunan MBG, Belasan Siswa SD Kesenden Cirebon yang Mual Ternyata karena Sakit Maag |
|
|---|
| 13 Murid SD di Cirebon Diduga Keracunan Menu MBG, Alami Mual dan Sakit Perut |
|
|---|
| Ayam Basi Lagi-lagi Jadi Penyebab Keracunan MBG di Bandung Barat, Kali Ini Ayam Betutu Bumbu Kuning |
|
|---|
| 12 Pelajar SDN Margamulya Tasikmalaya Korban Keracunan MBG Sudah Sekolah, 1 Siswa Pemulihan |
|
|---|
| Antisipasi Jumlah Korban Keracunan MBG Membeludak, Dinkes Bandung Barat Siapkan 4 Faskes |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.