Nikmatnya Lotek Khas Sumedang Olahan Tangan Piawai Pasangan Enang dan Juju di Cibenda Tanjungsari

Pasangan Enang (69) dan Juju (59) berjualan lotek sudah 45 tahun. Lotek buatannya tersohor dengan nama Lotek Idola. 

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Juju (tengah) dan Enang (kanan) warga Cibenda, Kecamatan Tanjungsari, Sumedang, yang menjual lotek. 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Pasangan Enang (69) dan Juju (59) berjualan lotek sudah 45 tahun. Lotek buatannya tersohor dengan nama Lotek Idola. 

Jika melintas ke jalan penghubung Kecamatan Cimanggung dan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, via Cikahuripan-Cibenda, warung Lotek Idola akan mudah ditemukan. Posisinya di sebelah kanan jalan di daerah sekitar Cibenda. 

Bangunan warung itu terbuat dari kayu, tampak kokoh dan punya dua meja besar di bagian teras.

Di atas meja itu ada keranjang berisi gorengan, piring berisi telur asin, hingga piring-piring berisi jeruk. 

Lotek bisa langsung dipesan di warung dan akan diantarkan ke meja tadi. Harga satu porsinya Rp 10 ribu.

"Namanya lotek Khas Sumedang saja. Bedanya dengan gado-gado, lotek itu bumbunya dadakan, digerus di cobek batu sehingga bumbu terjaga kesegarannya," kata Enang kepada TribunJabar.id saat ditemui di lapak dagangannya di Cibenda, Tanjungsari, Rabu (31/5/2023). 

Enang sudah sepuh, tapi masih tampak segar dan cekatan membuatkan lotek untuk pelanggan.

Ada dua cobek besar yang telah digunakan belasan tahun.

Baca juga: Ajinomoto Edukasi Calon Chef & Calon Pengusaha Kuliner Kreasikan Produk yang Lezat dan Sehat

Jika pembeli sedang banyak, dua cobek difungsikan. Satu lagi digunakan oleh istrinya, Juju.

Ketika membuat lotek, keduanya tak lepas dari mengenakan celemek. 

"Perbedaan lain, pembeli bisa menyesuaikan bumbu yang dikehendaki. Ingin tanpa kencur, ya tidak pakai. Inginnya tanpa bawang putih, ya kami tak tambahkan," kata Enang. 

Di Cibenda, Enang dan Juju telah berjualan selama 23 tahun. Warung yang sering dikunjungi para pesepeda saat akhir pekan itu telah berdiri pada tahun 2000. 

Sebelumnya, Enang dan Uju berjualan lotek berpindah-pindah dari Cileunyi ke Ujungberung, lalu ke Jakarta dan kembali lagi ke Cibenda tempat kelahiran Enang. Juju merupakan warga asli Tanjungsari

Di Cileunyi, Enang dan Uju mulai berjualan pada 1978.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved