Panen Padi Cirebon Melejit Tembus 255 Ribu Ton Hingga Surplus Berkat Program MT3

Akhir September 2025, produksi padi dari hasil panen petani telah melampaui target yang ditetapkan pemerintah daerah Cirebon.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Kemal Setia Permana
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
ILUSTRASI PANEN - Buruh tani melakukan panen padi di persawahan kawasan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/9/2025). Akhir September 2025, produksi padi dari hasil panen petani telah melampaui target yang ditetapkan pemerintah daerah Cirebon. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON- Kabar gembira datang dari sektor pertanian di Kabupaten Cirebon

Memasuki akhir September 2025, produksi padi dari hasil panen petani telah melampaui target yang ditetapkan pemerintah daerah.

Jika target awal hanya sebesar 180 ribu ton, realisasi panen justru tembus hingga 255 ribu ton.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya, mengatakan bahwa capaian tersebut menjadi bukti kerja keras petani sekaligus hasil nyata dari dukungan pemerintah pusat melalui berbagai program.

“Jumlah itu per hari ini atau sudah memasuki akhir September 2025. Kita juga surplus 63 ribu ton,” ujar Deni, Sabtu (27/9/2025).

Baca juga: SEPAKBOLA Malaysia Terguncang, FIFA Sanksi Berat FAM Terkait Pemalsuan Dokumen 7 Pemain Asing

Menurut Deni, salah satu kunci keberhasilan ini adalah penerapan program Masa Tanam Tiga (MT3) di sejumlah wilayah.

Pola tanam ini memungkinkan petani menanam padi tiga kali dalam setahun, berkat dukungan pupuk, benih, hingga pompa irigasi yang digulirkan pemerintah pusat.

Deni mengklaim adanya MT3 membuat capaian panen bisa meningkat.

"Pemerintah pusat banyak membantu, termasuk pompa untuk irigasi di Desa Wiyong. Desa yang sebelumnya hanya dua kali tanam, kini bisa tiga kali,” ucapnya.

Penerapan MT3 di Desa Wiyong misalnya, sudah dijalankan di lahan sekitar 5 hektare.

Selain menjaga ketahanan pangan, pola tanam intensif ini juga memberi peluang bagi petani untuk meningkatkan pendapatan.

Meski sempat muncul keluhan soal kelangkaan pupuk, Deni menegaskan bahwa stok pupuk di Kabupaten Cirebon sebenarnya aman. 

Kendala yang sering muncul lebih disebabkan oleh masalah administrasi dalam pendaftaran petani.

Baca juga: Kisah Pernikahan Beda Negara Bule Nikahi Gadis Jawa, Gestur Polosnya saat Salim ke Ortu Tak Lazim

“Pupuk sebenarnya aman. Hanya saja ada petani yang tidak melaporkan rencana tanam ke RDKK, sehingga datanya tidak muncul saat distribusi."

"Padahal, distribusi pupuk kini lebih sederhana, cukup dengan KTP untuk memperoleh pupuk bersubsidi,” jelas dia.

Tak berhenti di situ, Distan Cirebon juga tengah mengusulkan rehabilitasi jaringan irigasi pada 2026 guna memperkuat pasokan air untuk lahan pertanian.

Selain itu, bantuan benih padi unggul akan segera disalurkan pada Oktober 2025, agar petani siap menghadapi musim tanam berikutnya.

"Benih sudah kami usulkan dan siap disalurkan agar petani langsung bisa menanam pada musim tanam berikutnya,” katanya. 

Dengan capaian surplus ini, Kabupaten Cirebon tak hanya mampu menjaga ketahanan pangan lokal, tetapi juga berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.

Harapannya, prestasi ini dapat terus dipertahankan, bahkan ditingkatkan di tahun-tahun mendatang. (*)

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved