Enih Pejuang Daun Pandan dari Legokjawa Pangandaran, Tetap Semangat Meski Harga Tak Menentu

Penulis: Padna
Editor: Giri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DAUN PANDAN - Enih (68), warga Dusun Karangsari, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, yang menggantungkan hidup dari daun pandan

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Pada usia yang tak lagi muda, Enih (68), masih semangat menjalani hidup. Daun pandan menjadi gantungan penghasilannya puluhan tahun. 

Enih yang merupakan warga Dusun Karangsari, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, menyusuri kebun pandan setiap dua hari sekali saat fajar masih menyelimuti desa.

"Kalau tidak pagi-pagi, nanti kepanasan dan daunnya sudah dipetik orang," ujar Enih sembari membersihkan duri dari lembaran pandan kering di Karangsari, Minggu (3/8/2025) siang.

Enih bukan sekadar petani, melainkan penggarap dan sekaligus pemborong daun pandan dari kebun-kebun milik tanah desa yang dikelola warga. 

Daun-daun itu kemudian dikeringkan dan jual ke pengepul. Namun, harga daun pandan yang fluktuatif membuat hidup Enih dan penggarap lain penuh ketidakpastian.

Baca juga: Menepi Sejenak di Pantai Pangandaran, Vila Bernuansa Santorini Bisa Jadi Pilihan Tempat Menginap

"Kemarin kan sempat Rp 6 ribu per kilogram daun pandan kering. Tapi, sekarang turun lagi jadi Rp 5 ribu. Jadi, mahalnya cuma sebentar," ucapnya.

Meskipun demikian, harga saat ini jauh lebih baik dibanding dua dekade silam. Enih masih ingat betul, pada 2004 harga daun pandan hanya dihargai Rp 500 per kilogram terlampau murah untuk kerja keras yang dibutuhkan.

Baca juga: Dinkes Pangandaran Akan Periksa Kesehatan Siswa, Ada 13 Indikator Termasuk Deteksi Anemia

Enih membeli secara borongan dari pemilik lahan yang kebanyakan merupakan lahan desa untuk mendapatkan daun pandan. Sistem borongan ini bergantung pada ketersediaan daun di lapangan.

"Harga borongnya kadang Rp 100 ribu, kadang cuma Rp 25 ribu. Jadi, tergantung seberapa banyak daun yang ada," kata Enih. (*)

Berita Terkini