TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dalam beberapa tahun terakhir, Anda mungkin sering mendengar atau bahkan mengalami langsung betapa mudahnya mengajukan pinjaman online. Proses cepat, tanpa jaminan, dan hanya bermodal KTP menjadi daya tarik utama.
Namun, kemudahan ini kerap kali menjadi bumerang.
Tidak sedikit masyarakat yang terjebak dalam lingkaran utang dengan bunga mencekik, penagihan agresif, hingga tekanan mental yang tak kunjung usai.
Fenomena ini sudah menjadi masalah sosial yang serius dan perlu penanganan yang manusiawi dan bijak.
Ketika Pinjaman Online Menggerogoti Ketenangan dan Stabilitas Hidup
Tak bisa dimungkiri, dampak dari terjerat utang dan tidak bisa melunasi pinjaman online tidak hanya dirasakan secara finansial, tetapi juga psikologis.
Banyak orang yang awalnya meminjam demi kebutuhan mendesak, justru berujung stres, depresi, hingga gangguan tidur karena tekanan penagihan yang tak henti-henti.
Bahkan, dalam beberapa kasus ekstrem, korban pinjol mengalami isolasi sosial dan kehilangan pekerjaan karena reputasi yang tercemar akibat penyebaran data pribadi.
Inilah sisi kelam dari pinjaman online yang jarang dibicarakan secara terbuka.
Mengapa Sulit Lepas dari Jeratan Utang Pinjaman Online?
Barangkali Anda bertanya-tanya, mengapa banyak orang kesulitan keluar dari jeratan utang pinjol?
Jawabannya terletak pada sistem bunga berbunga yang diterapkan secara tidak transparan, cicilan yang terus membesar, serta banyaknya aplikasi pinjol ilegal yang menjerat korban dengan intimidasi dan teror psikologis.
Di sisi lain, rasa malu, kurangnya edukasi finansial, dan tidak adanya dukungan sosial membuat banyak korban merasa sendirian dan tak tahu harus mengadu ke mana.
Program Ringan dari Bisalunas
Di tengah peliknya masalah ini, hadirnya Program Ringan dari Bisalunas menjadi angin segar bagi siapa pun yang sedang berada dalam lingkaran hutang pinjaman online.