TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Ketua Mahkamah Partai Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ade Irfan Pulungan mengatakan, nama Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi masuk dalam bursa ketua umum partai berlambang Ka'bah itu.
Menurut Irfan, wacana tersebut berkembang secara alami di kalangan internal partai, mengingat kedekatan PPP dengan Jokowi selama dua periode masa kepemimpinannya.
"Muncul beberapa nama yang sudah beredar, dan juga muncul karena teman-teman PPP itu 10 tahun Pemerintahan Pak Jokowi, banyak lakukan komunikasi, berdialog, diskusi, ya muncul lah nama beliau (Jokowi)," kata Irfan kepada wartawan, Rabu (28/5/2025).
Romy Sudah Temui Jokowi
Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy mengatakan, Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tak berkenan menjadi ketua umum partainya.
Romahurmuziy menegaskan, dirinya sudah bertemu dengan Jokowi pada Desember 2024 lalu mengenai kemungkinan menjadi ketua umum partai.
"Desember lalu saya sudah bincang dengan Jokowi," kata Romahurmuziy saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Kamis (29/5/2025).
Dalam pertemuan tersebut, menurut Romahurmuziy, Jokowi menyampaikan bahwa dirinya tidak ingin terlibat dalam kepemimpinan partai politik manapun.
"Beliau tidak berminat dan tidak ingin memimpin partai manapun," ungkapnya.
Alasan PPP Ajak Jokowi
Nama Jokowi masuk dalam bursa calon ketua umum PPP sebelumnya disampaikan Ketua Mahkamah PPP, Ade Irfan Pulungan.
Irfan menjelaskan bahwa kedekatan PPP dengan Jokowi sudah terjalin sejak awal pemerintahan.
Meski pada Pilpres 2014 PPP tidak mendukungnya, Jokowi tetap memberikan ruang bagi partai berlambang Ka'bah itu untuk bergabung dalam kabinet.
"Walaupun pada periode 2014, PPP dalam Pilpres tidak mendukung beliau. Tetapi tetap PPP dihargai, dihormati, masuk dalam kabinetnya, 2019 mendukung," ujar Irfan.
Irfan menegaskan bahwa sosok yang akan menjadi Ketua Umum PPP harus memiliki loyalitas, serta mampu membawa PPP untuk kembali melenggang ke Senayan.