TRIBUNJABAR.ID - Kepemimpinan wasit yang memimpin laga PSBS Biak vs Persib Bandung menjadi sorotan mulai dari pelatih hingga para suporter.

Wasit yang memimpin jalannya laga perdana putaran kedua atau pekan ke-18 Liga 1 2024/2025 itu bernama Tommy Manggopa.

Tommy Manggopa dianggap mengeluarkan keputusan kontroversial saat menjadi wasit di Stadion Lukas Enembe, Sabtu (1/11/2025) tersebut.

Keputusan tersebut adalah dengan memberikan kartu kuning kepada Fabiano Beltrame yang melanggar keras David da Silva, setelah mengecek Video Assistant Referee (VAR).

Kejadian bermula ketika David da Silva berhasil menggiring bola mendekat ke kotak penalti pada 10 menit terakhir pertandingan waktu normal.

Tepat di depan kotak sakral itu, Fabiano Beltrame menghentikan laju David da Silva dengan tackle keras yang membuat bomber asal Brasil itu jatuh kesakitan.

Setelah itu, wasit Tommy Manggopa pun memutuskan untuk mengecek VAR untuk melihat pelanggaran yang terjadi.

Setelah selesai mengecek VAR, Tommy Manggopa pun memanggil Fabiano Beltrame untuk memberikan kartu padanya. Tetapi, yang keluar adalah kartu kuning.

Baca juga: Jadwal Persib Bandung Berikutnya setelah Tahan Imbang PSBS Biak, Kembali ke GBLA Hadapi Dewa United

Sesuai dengan aturan International Football Association Board (IFAB), VAR hanya boleh digunakan untuk penentuan gol atau tidak gol, penalti atau tidak penalti, direct red card (bukan kartu kuning kedua atau peringatan), dan kesalahan identitas pelanggar.

Sontak, tim pelatih hingga ofisial di bench Persib Bandung pun naik pitam. Termasuk, sang pelatih kepala Bojan Hodak.

Ia begitu marah besar dan melayangkan protes kepada asisten wasit yang berada di pinggir lapangan.

Tetapi, keputusan wasit Tommy Manggopa tidak berubah.

Kemarahan juga datang dari para suporter Persib Bandung, Bobotoh, khususnya di media sosial.

Seperti yang bisa terlihat dalam kolom komentar unggahan terbaru Persib Bandung yang menampilkan momen seusai pertandingan, Sabtu.

"Masih heran, emang aya kitu cek kartu koneng?" tulis seorang Bobotoh.