Karena tidak terima, AL kemudian menghubungi ayahnya.
Sementara Ira kemudian menghubungi suaminya untuk bertemu dengan papanya AL.
Namun, saat datang, ayahnya AL, Ivan Sugianto meminta agar EV sujud dan menggonggong.
Hal ini yang kemudian viral di video, sebelum pihak keamanan meminta permasalahan diselesaikan di dalam sekolah.
"Kemudian kami diajak pihak sekolah bertemu di dalam sekolah. Dan dalam pertemuan itu tidak terjadi kata damai, dan sekali lagi anak saya diminta sujud dan menggonggong. Itu disaksikan orang-orang di ruangan itu, hati saya terluka dan sakit, saya merasa gagal menjadi orang tua dan saya pingsan,"ungkapnya.
Setelah pingsan, Ira kemudian dibawa ke rumah sakit dan pihak Ivan kembali mengajak bertemu.
Dan ditolak oleh keluarga EV. Namun, saat malamnya, seseorang mendatangi rumah Ira dan membujuk agar dilakukan pertemuan sesuai dengan lokasi yang ditentukan.
Atau pihak Ivan akan datang ke rumah Ira.
"Saya takut, karena kalau kami tidak mau datang ke tempat yang ditentukan, mereka yang akan datang ke rumah ini, dan bahkan orang utusan itu meyakini kami agar jangan takut, berarti mereka sudah tahu kalau kami takut," terangnya.
Perdamaian kedua belah pihak tersebut dilakukan secara tertulis di mana dalam surat pernyataan tersebut, Wardhanto meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan oleh anaknya.
Selain itu juga dilakukan permintaan maaf secara lisan sambil di rekam.
"Kami tidak diberikan salinannya itu, dan kami di sini sangat kecewa di mana IS yang sebelumnya mengatakan video itu hanya digunakan sebagai koleksi pribadi, tapi disebarluaskan. Bahkan dia menyebut bahwa dirinya seolah olah sebagai korban," pungkasnya.
Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.