Apapun yang disuruh akan ia lakukan, seperti mengangkut semen, mengaduk semen, dan lain sebagainya.
Jika bekerja, dalam sehari Sopyah bisa membawa upah hingga Rp 120 ribu.
Namun, pekerjaan tersebut tidak datang setiap hari.
Dalam beberapa hari terakhir ini, Sopyah menganggur karena tidak ada panggilan bekerja.
“Ini juga lagi gak kerja-kerja,” ujar dia.
Sopyah sendiri mengakui, ia dan adiknya terkadang sampai tidak bisa makan lantaran tak memiliki uang.
“Kadang pernah dua hari gak makan, kadang pernah tiga hari,” ujar dia.
Beruntung, kisah keduanya kini sudah sampai ke telinga pemerintah daerah. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Indramayu dan Pemerintah Kecamatan Indramayu sudah datang mengunjungi keduanya.
Mereka turut membawa sejumlah bantuan untuk Sopyah dan Samsul.
Pemerintah daerah juga berjanji memfasilitasi keduanya untuk melanjutkan sekolah.
Sopyah yang putus sekolah saat SMP dahulu difasilitasi untuk ikut kejar paket dan diberikan modal untuk usaha.
Sementara adiknya, Samsul yang putus sekolah setahun lalu saat kenaikan kelas dari kelas 7 ke kelas 8 di SMPN 4 Sindang kini sudah bisa kembali sekolah.
Samsul pindah dari SMPN 4 Sindang ke SMPN 3 Sindang untuk melanjutkan pendidikan.
“Alhamdulillah saya bersama teman-teman Disdikbud bersama juga Pak Camat sudah mengunjungi kediaman Sopyah bersama Samsul,” ujar Kepala Disdikbud Indramayu, Caridin. (*)