Ini Menu Makan Siang Gratis Saat Pemerintah Gelar Simulasi di SMPN 2 Curug, Tangerang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, sedang menguji coba makan siang gratis di SD dan SMP di Curug, Tangerang, Kamis (29/2/2024).

"Jadi dari tiga kelas tadi, menunya berbeda. Tetapi kalorinya maupun proteinnya kita dapat. ita bisa lihat, nanti anak-anak enggak bosan (dengan menu makanan)," ujarnya.

Kemarin, Airlangga sempat mencicipi siomay yang diperuntukan untuk menu makan siang gratis tersebut. Satu porsi menu siomay, terdiri dari tiga potong siomay, satu kentang ukuran sedang, dan satu butir telur. Ada juga protein nabati, tahu dicampur bumbu kacang dan kuah.
"Ini untuk orang dewasa juga cocok, apalagi buat anak-anak," kelakar Airlangga.

Purwakarta

Selain di Kabupaten Tangerang, simulasi makan siang gratis rencananya juga akan dilakukan di SDN Ciwangi Purwakarta. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Dedi Mulyadi, mengungkapkan hal itu kepada Tribun Jabar, kemarin.

"Simulasi makan siang gratis di SDN Ciwangi Purwakarta akan berlangsung, Senin (4/3)," ujar Dedi.

Meski demikian, Dedi tak mengatakan seperti apa mekanisme makan siang gratis yang akan dilakukan di SDN Ciwangi nanti. Kepastian dan skema makan siang gratis ini, ujarnya, akan didetailkan pada hari pelaksanaan simulasi.

Dedi mengatakan, program yang hampir serupa dengan makan siang gratis ini sudah diterapkan di Kabupaten Purwakarta sejak 2015 saat ia masih menjabat sebagai bupati di sana.

"Saat itu orang tua diberi bantuan ikan atau telur supaya mereka membuatkan bekal untuk anaknya makan siang di sekolah," kata Dedi.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto, mengatakan kebijakan membawa bekal makanan dari rumah bagi pelajar SD dan SMP ini tertuang dalam Perbup Nomor 69 Tahun 2015 tentang Pendidikan Berkarakter. Jadi, sejak sembilan tahun terakhir, pelajar di Purwakarta sudah terbiasa membawa bekal makanan dari rumah.

"Ide ini tercetus, dari pemikiran bupati pada saat itu, Pak Dedi Mulyadi, yang prihatin dengan jajanan anak-anak di sekolah yang dinilai tidak sehat dan higienis," ujar Purwanto.

Awal digulirkan kebijakan ini, ujar Purwanto, menuai pro dan kontra. Akan tetapi, seiring dengan masifnya sosialisasi, maka orang tua sangat menerima.(tribunnetwork/yohanes liestyo poerwoto/deanza falevi)

Berita Terkini