"Enggak mau nerima setengah," tuturnya.
Adapun, harga kontrakan yang disebutkan yaitu sebesar Rp550 ribu per bulan.
Sementara, sopir bajaj itu baru mampu membayar Rp350 ribu.
Ia bercerita, kontrakan itu hanya berbentuk satu kamar yang ia tinggali bersama istri dan anaknya.
Akhirnya, penumpang itu pun harus turun bukan di tempat seharusnya karena sopir bajaj itu hendak pulang ke rumahnya.
Dari cerita tersebut, tak sedikit warganet yang meminta pemilik akun untuk open donasi bagi sopir bajaj itu.
Banyak yang ingin membantu meringankan beban sang sopir di tengah kondisi ekonominya yang sulit.
Kendati demikian, pemilik akun sendiri belum bertemu lagi dengan sopir bajaj tersebut.
Baca juga: Viral Kisah Ayah Korban Asusila Jalan Kaki dari Jambi ke Jakarta, Cari Keadilan ke Presiden Jokowi
Warganet Curiga
Selain warganet yang meminta open donasi, ada pula yang curiga kepada sopir bajaj tersebut.
Banyak yang khawatir bahwa itu adalah modus penipuan.
Di kolom komentar unggahan-unggahan akun tersebut, ada yang menyebut bahwa mereka pernah mengalami hal serupa.
"Kasus yang sama kayak gua naik kendaraan dia, dan bilangnya diusir dari kontrakan terus istrinya nangis," tulis akun @bolu********.
"Loh kak saya juga pernah ini naik bapak ini, trus lg dijalan beliau ditelfon kayak gini persis banget," kata akun @odeng******.
Kendati demikian, pemilik akun yang saat itu menjadi penumpang sopir bajaj tersebut mengaku dirinya tidak pernah menaruh rasa curiga.