Ia menyatakan keluar dari PDI-P untuk mengikuti langkah Presiden Joko Widodo.
Keputusan mengikuti Jokowi itu karena ia menilai Kepala Negara begitu disayangi rakyat.
Hal ini, kata dia, tecermin dari tingkat kepuasan publik pada Jokowi yang dinilai terus meningkat.
Kendati begitu, ia tak memerinci apakah alasan itu adalah untuk mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, tidak seperti PDI-P yang mengusung Paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Jadi, saya memilih bersama dengan Bapak Jokowi dalam pilihan politik saya berikutnya ke depan. Mohon doa restunya," ucapnya.
Namun, menurut Hasto, Maruarar sedang fokus beralih dari politikus menjadi pengusaha.
Hal tersebut, menurut Hasto, bisa dilihat dari beberapa foto Maruarar dengan pengusaha kawakan Indonesia.
"Terlebih dengan kondisi Pak Ara sekarang yang sudah semakin berhasil sebagai pengusaha."
"Beberapa foto Pak Ara dengan pengusaha menunjukkan keberhasilan itu," katanya.
Diajak gabung PSI
Keluarnya Maruarar lantas membuka peluang kubu pasangan calon (paslon) lain untuk mengajaknya bergabung.
Sejauh ini, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, hingga Budiman Sudjatmiko, yang juga merupakan bekas kader PDI-P, sudah memintanya menguatkan tekad bergabung dan memenangkan Prabowo-Gibran.
Setelah mendengar kabar keluar, Budiman Sudjatmiko, yang merupakan Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, berharap Ara dapat bersamanya mendukung paslon nomor urut 2.
“Saya berharap, sih, (Ara) bergabung bersama kami (di TKN Prabowo-Gibran),” katanya.
Ajakan serupa juga datang dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSI Raja Juli Antoni melalui akun media sosial X (Twitter) resminya, @RajaJuliAntoni.