Kecelakaan Maut Bus di Tol Cipali

7 Fakta Kecelakaan Maut Bus Handoyo di Tol Cipali, 12 Orang Tewas, Sopir Ugal-ugalan Tak Terluka

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kecelakaan maut dialami Bus Handoyo jurusan Yogyakarta-Bogor di Tol Cipali pada Jumat (15/12/2023) sore.

TRIBUNJABAR.ID - Inilah fakta-fakta kecelakaan maut bus Handoyo di Tol Cipali, Jumat (15/12/2023).

Bus Handoyo terguling di Exit Tol Cikampek, Ruas Jalan Tol Cipali, tepatnya di Interchange KM 72 Exit Tol Cikampek.

Diketahui, bus Handoyo yang terguling adalah trayek angkutan antar provinsi, jurusan Yogyakarta-Bogor.

Akibat kecelakaan maut tersebut, hingga pagi ini disebutkan menelan korban jiwa meninggal dunia sebanyak 12 orang.

Berdasarkan pantauan Tribunjabar.id, terdapat sejumlah fakta kecelakaan maut di Tol Cipali tersebut.

Inilah fakta-fakta kecelakaan maut bus Handoyo di Tol Cipali.

1. 12 penumpang meninggal dunia

Kecelakaan maut bus Handoyo ini menyebabkan 12 korban tewas.

Identifikasi berhasil dilakukan pada Sabtu (16/12/2023).

Adapun identifikasi itu dilakukan oleh Tim Inafis Polres Purwakarta bersama Inafis Polres Karawang menggunakan Inafis Portable System.

Melalui alat tersebut, pihak kepolisian melakukan pencocokan identitas dengan sidik jari korban.

Berikut ini identitas 12 korban tewas:

1. Mia Febrianti, usia 40 tahu, merupakan warga Desa Duri Kelapa, Kebun Jeruk, Jakarta Barat.

2. Iskandar berusia 69 tahun, merupakan warga Desa Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

3. Resmi Asiatub berusia 60 tahun, merupakan warga Desa Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

4. Kasdi berusia 63 tahun, merupakan warga Desa Purwodadi, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang.

5. Mashudi berusia 57 tahun adalah warga Desa Salam, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

6. Yekti Nugrahanti berusia 45 tahun adalah warga Desa Salam, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

7. Adelia berusia 5 tahun merupakan anak dari Mashudi dan Yekti.

8. Siti Rohyati usia 57 tahun adalah warga Desa Ciracas, Jakarta Timur.

9. Siti Munjayana usia 55 tahun adalah warga Desa Purwodadi, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang.

10. Cholimah usia 68 tahun adalah warga Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung.

11. Kholifah usia 60 Tahun adalah warga Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung.

12. Siti Wirnasih (36), warga Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Belasan korban tersebut berada di RS Abdul Radjak Purwakarta.

Pihak berwenang pun sudah mempersilahkan keluarga korban untuk membawa jenazah.

Baca juga: Polisi Sudah Tiba di TKP Kecelakaan Maut Bus Handoyo, Siap-siap Olah TKP Cari Tahu Kecepatan Bus

2. Kronologi

Belasan korban tewas setelah bus Handoyo dengan nomor polisi AA 7626 OA yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan tunggal di Tol Cipali pada Jumat (15/12/2023).

Bus tujuan Yogyakarta-Bogor itu tergulis saat hendak keluar Tol Cikampek untuk mengambil penumpang di Kabupaten Purwakarta.

"Saat di lokasi kejadian, kondisi jalan yang tikungan dan menurun itu diduga tidak dikuasai oleh sang supir, hingga akhirnya supir hilang kendali dan menabrak pembatas jalan sampai terguling arah kanan," ucap Kasat Lantas Polres Purwakarta, AKP Dadang Supariadi.

Baca juga: Libas Tikungan Melingkar dalam Kecepatan Tinggi, Penyebab Kecelakaan Maut Bus Handoyo di Tol Cipali

3. Isak tangis keluarga hingga pingsan

Isak tangis terdengar ketika keluarga para korban kecelakaan maut bus Handoyo tiba di RS Abdul Rajak, Purwakarta, semalam.

Salah satu keluarga korban tewas asal Jawa Tengah, Amin Fahrufin mengaku bak tersambar petir di siang bolong saat mendapatkan kabar bahwa ibunya, Cholimah (68) meninggal dunia di kecelakaan maut ini.

Amin datang ditemani keluarga dan tetangganya terkulai lemas di depan kamar jenazah RS Abdul Radzak.

Bahkan, istrinya pun sempat tidak sadarkan diri.

Saptoni, tetanggah Amin mengatakan, bahwa Amin tahu kabar kecelakaan maut itu dari agen bus Handoyo.

Amin langsung mengecek, jangan-jangan ibunya menjadi salah seorang korban.

"Karena kondisi Amin tak memungkinkan, makanya saya yang mengantar. Ini kami langsung mengecek ke kamar mayat RS Abdul Radjak Purwakarta," ujar Saptoni.

Menurut Saptoni, ibunda Amin berangkat dari Candiroto, sejak pagi.

Tujuannya, ke Kabupaten Karawang untuk liburan bersama tiga cucunya, yang merupakan anak dari Amin Fachrudin.

Namun, belum sampai Karawang, bus yang membawa Cholimah ternyata mengalami kecelakaan.

"Ini, Amin dan istrinya masih syok atas musibah ini," tambah Saptoni.

Korban lain kecelakaan maut itu termasuk satu keluarga asal Magelang.

Menurut data dari polisi, ada tiga nama yang memiliki alamat sama.

Mereka adalah Mashudi dan Yekti Nugrahanti warga Desa Salam, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

Mashudi dan Yekti adalah suami istri.

Anak mereka, Adelia yang masih berusia 5 tahun juga menjadi korban meninggal kecelakaan maut bus Handoyo tersebut.

4. Sopir ugal-ugalan

Kecelakaan maut itu diduga kuat karena sang sopir ugal-ugalan saat mengemudikan kendaraan sejak dari Yogyakarta hingga ke TKP.

Hal itu terungkap berdasarkan kesaksian seorang korban selamat, Rahma (16) yang kini masih menjalani perawatan di RS Abdul Razak Purwakarta.

Rahma mengatakan, sopir mengemudikan kendaraanya ugal-ugalan sebelum kecelakaan terjadi.

"Ya..memang selama dalam perjalanan sopir mengemudikan kendaraannya selalu dengan kecepatan tinggi dan ugal-ugalan," katanya, Rahma, Pelajar SMA Kelas XI yang akan berlibur menemui ibunya di Bekasi

Rahma juga mengungkapkan, dirinya berangkat dari Temanggung ke Bekasi untuk menemui ibunya.

"Saya kangen sama bunda, mumpung sudah beres ujian semester pertama, saya langsung berangkat ke Bekasi. Namun nahas mobil yang saya tumpangi terguling akibat, sopir ugal-ugalan saat mengemudikan kendaraan yang saya tumpangi," ungkapnya

Rahma menjelaskan, dirinya saat itu duduk di tengah bagian kanan, sehingga terbentur tertindih oleh penumpang lainnya.

"Posisi saat celaka saya masih sadar tertindih penumpang lainnya, bus terguling begitu keras sehingga wajar banyak korban jiwa juga," katanya

Rahma juga mengatakan, dirinya juga melihat banyak korban terjepit. Namun beruntung dirinya selamat.

"Alhamdulillah, saya selamat sekali pun duduk di bagian kanan saat mobil tersebut terguling melintang di tengah jalan," ucapnya

Rahma mengaku bersyukur bisa selamat dari kecelakaan maut tersebut, sekalipun dirinya mengalami luka berat.

"Alhamdulillah bersyukur bisa selamat dala kecelakaan tersebut, sekalipun saya hanya mengalami beberapa luka lecet dimuka, tangan, kaki dan bagian dada. Yang paling sakit terasa di bagian kaki kanan yang luka dan saat ini masih terus mendapatkan penanganan medis," katanya.

Kelalaian Sopir

Wadirlantas Polda Jawa Barat AKBP Edwin Affandi mengatakan, dugaan sementara kecelakaan bus Handoyo itu akibat kelalaian sopir.

"Dugaan sementara itu akibat kelalaian, " kata Edwin di rumah sakit Abdul Rozak, Jumat (15/12/2023).

Edwin menjelaskan, dari hasil keterangan korban selamat mengatakan bahwa ketika berada ditikungan sebelum mengalami kecelakaan, kendaraan masih melaju dengan cepat.

"Kalau keterangan korban yang selamat, ditikungan itu bus masih melaju dengan cepat, " kata dia.

Kemudian di lokasi tempat kejadian kecelakaan polisi juga menemukan bekas ban pada aspal, terlihat bus mencoba melakukan pengereman.

"Jadi tadi lokasi, kita menemukan bekas ban, " kata dia.

Namun pihak kepolisian akan memastikan penyebab kecelakaan dengan melakukan olah TKP pada esok hari di lokasi kejadian.

5. Sopir diamankan polisi

Sopir bus Handoyo yang terlibat kecelakaan maut, di Tol Cipali, diamankan Polisi.

Detik-detik diamankannya sang sopir semat terekam kamera wartawan Tribun Jabar. Dalam rekaman tersebut, tampak sopir bus tersebu terlihat tak terluka bahkan masih bisa berjalan dengan normal.

Saat dihampiri polisi, Dia menyebut identitasnya bernama Rinton, asal Purworejo. Kemudian, dia berdiri dan dibawa ke mobil. 

Kapolres Purwakarta, AKBP Edward Zulkarnain mengatakan, saat ini pihaknya sudah mengamankan satu orang untuk dimintai keterangan.

"Satu sopir diamankan di Polres," ujar Edward, saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Jumat (15/12/2023).

Bus Handoyo tersebut, kata dia, melaju dari arah Cirebon menuju Jakarta dengan membawa 20 orang penumpang.

"Setibanya di tempat kejadian perkara saat melaju di jalan yang menikung ke kiri, diduga pengemudi kurang antisipasi sehingga kendaraan oleng tidak terkendali menabrak guardrail (agar pengaman jalan)," ujar Ibrahim Tompo.

Setelah menabrak guardrail, kata dia, bus langsung terbalik dengan posisi terakhir roda kiri di atas badan jalan, menghadap keselatan.

6. Ada jejak pengereman

Wadirlantas Polda Jawa Barat AKBP Edwin Affandi mengatakan, di lokasi kejadian pihak kepolisian menemukan jejak rem sebelum bus terguling.

Jejak rem itu diduga akibat ketika sopir mencoba menghentikan laju kendaraan.

"Jadi ada jejak rem yang membekas di jalan, " kata Edwin, Jumat (15/12/2023).

Selain itu, kata Edwin, dari keterangan saksi selamat pada kecelakaan itu mengungkapkan laju bus sebelum tikungan masih dalam kecepatan tinggi.

"Kemudian informasi dari penumpang yang kita dapatkan adalah pada saat sebelum memasuki tikungan kecepatan bus masih tinggi, " kata dia.

Pengelola bus PO Handoyo pastikan bahwa bus yang terlibat kecelakaan tunggal di Ruas Jalan Tol Cikopo-Palimanan atau Tol Cipali tepatnya di Interchange KM 72 Exit Tol Cikampek, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat pada Jumat (15/12/2023) sore, dalam kondisi baik.

Pengelola bus PO Handoyo, Sulis menyebutkan bahwa bus berplat nomer AA 7626 OA yang terlibat kecelakaan maut tersebut rutin melakukan perawatan.

"Rutin melakukan perawatan," ucap Sulis kepada wartawan di lokasi kejadia, Jumat (15/12/2023).

Ia mengatakan bahwa bus Handoyo tersebut merupakan tujuan Yogyakarta-Bogor.

"Berangkat dari Yogyakarta sekitar 05.30 WIB, ada dua supir dan satu kernet. Sedangkan data penumpang itu dari Yogyakarta ada 20 orang," katanya.

Seperti diketahui, kecelakaan maut bus Handoyo tersebut menyebabkan 12 orang tewas di lokasi kejadian.

Sedangkan 7 orang alami luka-luka.

7. Polisi olah TKP

Polisi akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), untuk mengetahui penyebab kecelakaan maut bus Handoyo terguling di Exit Tol Cikampek, Ruas Jalan Tol Cipali pada hari ini, Sabtu(16/12/2023) pagi.

Olah TKP akan dilakukan bersama Korlantas Mabes Polri dengan menerapkan metode Traffic Accident Analysis (TAA).

Kepolisian akan melakukan olah TKP dengan melaksanakan pengambilan gambar video melalui alat 3D Scanner.

"Kami akan melakukan olah TKP pada Sabtu (16/12) pagi. Kami melihat bahwa ada kelalaian, tapi belum diketahui pasti. Kami juga akan mencari tahu kecepatan bus tersebut saat melintas di lokasi kejadian," ucap Wadirlantas Polda Jabar, AKBP Edwin Affandi kepada wartawan saat melihat kondisi korban di RS Abdul Radjak Purwakarta, Jumat (15/12/2023).

Dirinya mengatakan bahwa pihaknya telah memintai keterangan terhadap sejumlah korban.

"Berdasarkan keterangan penumpang, bermula bus tersebut melintas dari kecepatan yang tinggi saat akan melintas di interchange dan kondisi jalan baik."

"Namun, kondisi jalan menikung dan pengemudi bus sepertinya tidak mengantisipasi terkait tikungan yang cukup tajam sehingga terjadi kecelakan, pengemudi bus tidak dapat mengendalikan kendaraannya," ujarnya.

Hasil Olah TKP

Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), untuk mengetahui penyebab kecelakaan bus Handoyo yang terguling di Exit Tol Cikampek, KM 72 Tol Cipali.

Olah TKP itu dilakukan Sabtu (16/12/2023) pagi sementara kecelakaan maut bus Handoyo itu terjadi Jumat (15/12/2023) sore.

Pantauan Tribunjabar.id di lokasi kejadian, tepatnya Interchange KM 72 Exit Tol Cikampek, polisi melakukan olah TKP pada pukul 07.30 WIB.

Wadirlantas Polda Jawa Barat, AKBP Edwin Affandi mengatakan bahwa olah TKP dilakukan bersama Korlantas Mabes Polri dengan menerapkan metode Traffic Accident Analysis (TAA).

Dia mengatakan, Olah TKP dilakukan dengan melaksanakan pengambilan gambar video melalui alat 3D Scanner.

"Ada sekitar 20 titik yang dilakukan perekaman tiga dimensi, hal itu dilakukan untuk men-sketsa kondisi bus saat melintas di lokasi kejadian," ucap Edwin kepada wartawan usai lakukan olah TKP Sabtu (16/12/2023).

Edwin menyampaikan, berdasarkan olah TKP, bus yang terguling tersebut minim melakukan pengereman.

Selain itu, lanjut Edwin, bus diduga melaju melebihi dari kecepatan maksimum.

"Jadi batas kecepatan itu seharusnya 40 Km/jam, namun bila dilihat dari kerusakan yang ada dan minimnya pengereman, diduga bus melintas melebihi batas maksimal," katanya.

Tak hanya itu, ia menyebutkan bahwa saat peristiwa terjadi, bus dalam kondisi gigi enam.

"Bus berakhir di gigi enam, saat ini kami akan melakukan ramcek bus, untuk mengetahui pasti apakah supir tidak melakukan pengereman atau rem pada bus tidak berfungsi," ujar Edwin.

Edwin mengatakan, kini pihaknya masih melakukan identifikasi terhadap korban tewas. Ia menyampaikan bahwa saat ini baru delapan korban tewas yang berhasil teridentifikasi.

"Sementara kami dapat menginfokan kecelakaan ini mengakibatkan 12 orang meninggal, 2 orang luka berat dan 7 orang luka ringan. Termasuk sopir, sopir sudah kami amakan di Polres Purawakarta," ucapnya.

Selain lakukan olah TKP, ia mengatakan bahwa pihak kepolisian akan lakukan pemeriksaan terhadap sang supir, yakni Rinto Kanata (28).

"Akan kami mintai keterangan, lalu juga kami akan lakukan ters urine terhadap supir," ucapnya.

Diketahui, kecelakaan mau tersebut terjadi pada hari ini, Jumat (15/12/2023) sekirar pukul 15.50 WIB. Kecelakaan itu sebabkan 12 orang tewas.

(Tribunjabar.id/Deanza Falevi/Ahya Nurdin/Salma Dinda Regina)

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Berita Terkini