Oleh: Isabella Isthipraya Andreas, S.Ds., M.Ds.
isabella.ia@art.maranatha.edu
TRIBUNJABAR.ID, Sebanyak 23 mahasiswa serta lima dosen dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Kristen Maranatha telah mengadakan pelatihan kerajinan tangan bagi 21 orang tunanetra beserta pendampingnya pada hari Sabtu, 17 Juni 2023.
Acara diadakan di Ruang Serba Guna Gereja Sidang Kristus, Bandung. Ada dua produk yang dibuat dalam pelatihan tersebut, yaitu makrame (anyaman simpul tali) dan kartu ucapan Braile. Kartu ucapan Braille yang dihiasi beragam material dengan warna dan tekstur berfungsi ganda sebagai kemasan gelang, gantungan kunci, dan hiasan dinding makrame yang dibuat oleh para tunanetra. Kedua jenis kerajinan tangan tersebut adalah hal yang baru dipelajari oleh para peserta, sehingga mereka sangat antusias saat mempelajarinya.
Mahasiswa yang terlibat sebagian besar adalah peserta Mata Kuliah Pengembangan Karakter; salah satu mata kuliah wajib FSRD UK Maranatha bagi mahasiswa tahun pertama. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah salah satu aktivitas perkuliahan untuk mengasah keterampilan mahasiswa dalam hidup bermasyarakat.
Mayoritas mahasiswa terlibat menjadi pelatih karena dibutuhkan pendampingan privat kepada masing-masing peserta tunanetra. Sedangkan yang lainnya bertugas untuk mendokumentasikan kegiatan dan mempersiapkan perlengkapan serta konsumsi. Para mahasiswa dan dosen berasal dari empat program studi yaitu Desain Interior, Arsitektur, Seni Rupa Murni, dan Desain Mode (Diploma Seni Rupa dan Desain).
Pengabdian kepada masyarakat yang diketuai oleh Isabella Isthipraya Andreas, S.Ds., M.Ds. bersama Erika Ernawan, S.Sn., M.Sn., Nathalia Yunita Sugiharto, S.T., M.T., Andi Aulia Hamzah, S.IP., dan Aulia Wara Arimbi Putri, S.Ds., M.Ds. ini bukanlah kegiatan pertama yang dilakukan oleh FSRD UK Maranatha bagi komunitas tunanetra binaan Yayasan Elyakim Daya Mandiri.
Sudah ada beberapa pengabdian kepada masyarakat serta penelitian bersama yayasan tersebut sejak tahun 2021. Yayasan yang berdiri sejak tahun 2019 tersebut bergerak dalam bidang pemberdayaan kaum tunanetra dari beragam latar belakang. Pengabdian dan penelitian yang diadakan oleh FSRD UK Maranatha dilakukan secara berkesinambungan agar upaya peningkatan kualitas hidup para tunanetra tidak hanya bersifat insidental.
Pelatihan kerajinan tangan ini bertujuan untuk: (1) Mengembangkan potensi kreatif para tunanetra yang selama ini tak tergali. Selama ini para tunanetra tidak banyak mendapat akses untuk mendapat keterampilan sehingga profesinya kurang beragam. Sebagian besar hidup sebagai ahli pijat; sebuah profesi yang sangat terdampak pada saat pandemi.
Dengan tambahan keterampilan kerajinan tangan, mereka diharapkan bisa mendapat tambahan penghasilan dari kerajinan tangan yang dibuatnya setelah menjadi mahir; (2) Meningkatkan sifat kekeluargaan dan kepedulian sosial para mahasiswa sehingga bisa menjadi solusi masalah yang dialami oleh masyarakat.
Acara yang dilakukan pada tanggal 17 Juni 2023 ini dimulai dengan permainan untuk mencairkan suasana, dilanjutkan dengan penjelasan pembuatan kartu ucapan Braille dan pembuatan makrame. Setelah itu peserta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok makrame dan kartu ucapan.
Para peserta diperkenankan untuk mengikuti kedua-duanya. Setiap peserta dilatih secara khusus oleh satu orang mahasiswa. Mahasiswa juga bertugas memandu peserta dalam memilih bahan, warna, dan tekstur yang digunakan untuk membuat makrame dan kartu ucapan. Acara diakhiri dengan pengumuman peserta terbaik, foto bersama, dan ramah tamah.
Setelah pelatihan selesai, tim mendokumentasikan karya yang dibuat peserta dan memberi apresiasi tambahan kepada lima peserta yang paling antusias dan pantang menyerah. Pelatihan berjalan lancar berkat persiapan yang matang selama sebulan ini dengan bantuan Dr. Kezia Clarissa Langi, S.Ds., M.Sc. (Dosen Desain Mode) sebagai instruktur makrame.
Kegiatan ini menjadi kesempatan yang sangat baik bagi mahasiswa untuk mengembangkan dirinya sambil berbakti bagi masyarakat. Banyak mahasiswa yang memberikan testimoni bahwa dengan adanya pengalaman menjadi pelatih atau menjadi MC, mereka jadi lebih berani membuka diri dan berbicara dengan orang yang belum dikenal sebelumnya.
Kedekatan antarmahasiswa meningkat walau mereka berasal dari program studi yang berbeda. Para mahasiswa pun ikut termotivasi ketika melihat bahwa keterbatasan para peserta tunanetra tidak menghalangi mereka untuk terus berusaha mempelajari hal baru dengan antusias.
Dari pengabdian kepada masyarakat ini, dapat disimpulkan bahwa walaupun karya seni dan kerajinan tangan identik dengan karya visual yang dapat dilihat oleh mata, namun sebenarnya ada banyak indera lain yang dapat dilibatkan dan diutamakan. Dalam pembuatan produk makrame dan kartu ucapan, indera yang dioptimalkan adalah indera peraba.