Warga Sumedang Serahkan Senjata Api Sisa DI/TII, Ditemukan Berawal dari Wasiat Mendiang Ayah

Penulis: Kiki Andriana
Editor: Ravianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nuriyana (32), warga Dusun Bojong Eureun, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang menyerahkan senjata api lengkap dengan puluhan butir peluru kepada Danrem 062 Tarumanagara Kolonel Inf Asep Sukarna (kiri kedua) , Senin (3/4/2023).

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Warga di Dusun Bojong Eureun RT01/08, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang menyerahkan senjata api lengkap dengan puluhan butir peluru ke Tentara Nasional Indonesia (TNI), Senin (3/4/2023). 

Danrem 062 Tarumanagara Kolonel Inf Asep Sukarna menerima langsung senjata itu di rumah kontrakan Darja'ie di Kampung Babakan Cikeruh RT02/14, Desa Cimekar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. 

Senjata itu diketahui merupakan senjata yang populer pada zaman Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).

Senjata buatan Swedia itu adalah  Carl Gustaf M/45 yang masih berfungsi dan terawat. 

Informasi itu berdasarkan sertifikat penyerahan senjata itu oleh atasan Sersan Darja'ie kepadanya yang bertiti mangsa 1949.

Pada tahun tersebut, tepatnya 7 Agustus 1949, kelompok DI/TII pimpinan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia di Malangbong, Kabupaten Garut. 

Pemiliknya adalah Sersan Dua (Serda) Darja'ie, seorang prajurit terlatih yang baru 100 hari lalu meninggal dunia.

Senjata yang ditemukan di lemari Darja'ie oleh anak-anak mereka itu kemudian diserahkan ke Koramil. 

Nuriyana (32), anak ke enam Sersan Darja'ie mengatakan senjata itu disimpan oleh ayahnya di lemari yang siapapun tak diperbolehkan membukanya.

Jangankan sampai membuka, masuk ke kamar di mana lemari itu berada pun merupakan hal terlarang. 

"Bapak orangnya tegas. Enggak sembarangan orang boleh masuk kamarnya," kata Nuryana. 

Sersan Darja'ie memang berwasiat bahwa lemari itu baru boleh dibuka setelah dia tiada.

Namun, dalam pesan itu pula, Darja'ie mengatakan bahwa jika ada sesuatu hal yang membuat kaget, anak-anaknya harus menghubungi markas TNI. 

Nuryana juga tak begitu ingin membuka lemari itu jika bukan terdesak dengan keperluan menemukan dokumen yang dinilai kurang lengkap untuk mengurus pensiun ayahnya. 

Sehingga dia membukanya dan betul dia terhenyak. Ada benda yang mirip senjata.

Dia kemudian menghubungi seorang prajurit di Koramil Jatinangor untuk segera datang ke rumahnya. 

"Pak Deni (Babinsa Desa Cipacing, Jatinangor) saya minta datang. Sepuluh menitan Pak Deni langsung tiba di rumah. Benarlah ini senjata. Kami lega senjata ini sudah kembali ke tangan yang benar, TNI," katanya. 

Senjata PM M45 itu dilengkapi dengan 42 peluru, dua buah magazin, dan satu pembungkus magazin. 

Danrem 062 Tarumanagara Kolonel Inf Asep Sukarna menerima langsung senjata itu.

Dia mengatakan penyerahan senjata oleh warga itu bukti bahwa TNI dan rakyat adalah manunggal. 

"Sesuai dengan prosedur, jika mendapati senjata baik rampasan atau yang diserahkan warga, kami laporkan ke atasan kami, kemudian tingkat atas juga nanti melapor sampai ke Mabes TNI," katanya.(Laporan Kontributor TribunJabar.id Kiki Andriana dari Sumedang)

Berita Terkini