Laporan Kontributor TribunJabar.id, Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Berkumpulnya para pemain Persib Bandung di Sumedang diisi dengan doa bersama untuk kemenangan Persib Bandung di Liga 1 2022/2023 serta kesehatan dan keselamatan para pemain serta manajemen.
Doa bersama di rumah Umuh Muchtar di Sumedang, Jumat (15/7/2022), dipimpin oleh seorang ustaz berambut panjang.
Dia meminta para hadirin mengukuti kalimatnya dalam berdoa.
Ustaz itu mengucapkan doa frasa demi frasa yang lantas diikuti hadirin yang beragama Islam.
Baca juga: Pemain Persib Berkumpul di Sumedang Salat Jumat di Masjid Tertua dan Mendapat Wejangan dari Pak Umuh
Di antara yang terdengar kalimat-kalimat doanya adalah memanggil penghuni bumi dan penghuni langit untuk sama-sama mendoakan keselamatan dan kesuksesan bagi Persib.
"Yaa ahlal ardi, yaa ahlas sama'i (wahai penghuni bumi, wahai penghuni langit)," kata Ustaz itu diikuti hadirin.
Pada doa bersama itu, ada kalimat tawassul.
Ustaz itu menyebut nama Kanjeng Nabi Muhammad SAW, terus dengan runut menyebut nama-nama orang saleh.
Di ujung nama-nama yang disebut itu, ada pula ustaz itu menyebut Prabu Siliwangi dan Eyang Jaya Perkosa.
Eyang Jaya Perkosa merupakan tokoh legendaris di Sumedang.
Dia merupakan patih yang dikenal sakti dan setia dalam kisah Kerajaan Sumedang Larang.
Aksinya yang paling terkenal adalah ketika membantu Prabu Geusan Ulun dalam menghadapi gempuran dari Cirebon, kala itu.
Baca juga: Persib Akan Pakai Jalak Harupat untuk Liga 1 2022/2023? Pemkab Bandung: Sudah Ready, Tinggal Pakai
Doa bersama yang khidmat itu selesai.
Siang ini, para pemain Persib Bandung dan manajemen berkumpul di Sumedang.
Mereka berkumpul di kediaman Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat, Umuh Muchtar, di Dusun Ciluluk, Desa Margajaya, Kabupaten Sumedang.
Para pemain dan manajemen datang sebelum waktu salat Jumat.
Mereka lantas salat Jumat di masjid tertua di Ciluluk yang baru saja selesai dipugar oleh Umuh Muchtar.
Selesai Jumatan, mereka berkumpul di rumah Umuh dan menyantap kudapan khas Sumedang, tahu, sebelum mendengarkan wejangan dari sang empunya rumah. (*)