Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Salah satu mantan pemain Persib Bandung, Imral Usman, mendirikan sekolah sepak bola (SSB) di kawasan Cijerah dengan nama Honest.
Imral, yang terkenal dengan julukannya, Imral "Korea" Usman, mengatakan, tujuan membuat SSB tidak lain karena kepeduliannya terhadap perkembangan para pemain muda.
"Tujuannya biar ada jenjang buat anak-anak ke depannya, jenjang lebih bagus. Kami bikin SSB juga gak asal-asalan, dan anak-anak ini punya tujuan untuk menjadi pemain terbaik ke depannya," ujar Imral saat dihubungi, Kamis (4/2/2021).
• Dipinjamkan ke Como 1907 di Liga Italia, Geoffrey Castillion Berharap Seperti Ini
• Polri Izinkan Liga 1 Digelar, Ini Komentar Viking Persib Club, Imbau Bobotoh Tak Memaksa ke Stadion
"Keinginan saya seperti itu, jadi fokus di pembinaan."
Selain itu, Imral ingin di daerah tempat tinggalnya muncul bibit-bibit pemain yang bisa bermain untuk klub-klub di Liga Indonesia dan Timnas.
"Karena saya juga sudah melanglang buana juga ya. Kemarin di Bogor tiga tahun. Saya lihat potensi anak Bogor bagus."
"Kenapa sih di daerah sendiri di sini di Cijerah di Bandung di Cimahi gak bikin (pembinaan), jadi saya itu pengen bikin seperti itu di sini," katanya.
Imral sendiri sebenarnya bukan warga asli Bandung. Dia lahir di Padang, 12 Juli 1978.
Namun, karena pernah bermain di Persib serta cukup lama tinggal di Bandung, dia merasa sudah menjadi warga Kota Kembang.
Oleh karena itu, pemain yang berseragam Persib dari musim 2003 hingga 2004 itu begitu peduli dengan perkembangan para pemain muda Bandung.
"Karena hati saya sudah orang Bandung. Saya lihat di sini ada Henhen anak Cijerah. Yang lainnya mungkin belum ada."
"Saya inginnya anak-anak daerah sini khusus, ada Henhen yang lainnya bukan hanya ke Persib tapi klub lainnya dan juga Timnas."
"Tujuannya bukan hanya ke satu klub saja, karena banyak klub di Indonesia," katanya.
SSB Honest memang belum lama terbentuk, baru sekitar tiga mingguan dibuka. Namun antusiasme anak-anak, diakui Imral, luar biasa.