Waspada, Pandemi Covid-19 Bisa Perparah OCD Pada Anak-anak dan Remaja

Editor: Siti Fatimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

tribun jabar/zelphi -ilustrasi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai hal, salah satunya juga bisa mempengaruhi OCD atau gangguan obsesif kompulsif pada anak-anak.

OCD sendiri merupakan perilaku berulang yang disebabkan oleh pikiran yang berlebihan.

Dari hasil penelitian, selama masa pandemi virus corona, kondisi itu semakin parah dirasakan oleh anak-anak dan remaja.

Baca juga: Selalu Cuci Tangan Pakai Sabun untuk Cegah Covid-19 pada Klaster Keluarga

Mengutip dari Hindustan Times, penelitian terkait OCD dan pandemi dilakukan oleh para peneliti dari Aarhus University di Denmark.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal BMC Psychiatry itu melibatkan dua kelompok anak-anak dan remaja usia 7-21 tahun.

Hampir setengah anak-anak dan remaja di kelompok pertama mengalami gejala OCD yang semakin parah.

Baca juga: Bukan Hanya Memperparah Infeksi Covid-19, Kebiasaan Ini Juga Tingkatkan Resiko Kematian Penyakit Ini

Sedangkan, 1/3 dari mereka mengatakan kecemasannya yang semakin parah dan 1/3 partisipan mengalami gejala depresif yang lebih buruk.

Di grup lainnya, kondisi 73% partisipan memburuk dan 43% partisipan dengan gejala depresif bertambah.

Judith Nissen, asisten penulis penelitian Aarhus University, menyatakan, pengujian penting dilakukan untuk melihat dampak pandemi virus corona terhadap ekspresi, frekuensi, dan perkembangan OCD.

Baca juga: Deretan Manfaat Kunyi untuk Kesehatan Tubuh, Bisa Bantu Obati Maag hingga Kulit Gatal

Peran anggota keluarga sangat dibutuhkan
 

Para peneliti menyebutkan, kondisi anak-anak yang menderita OCD di usia muda lebih parah dibanding dengan remaja yang berusia lebih tua.

Menurut Nissen, deskripsi media tentang virus corona, kematian, dan rekomendasi untuk isolasi memperparah kondisi anak-anak.

Baca juga: Deretan Manfaat Kunyi untuk Kesehatan Tubuh, Bisa Bantu Obati Maag hingga Kulit Gatal

Meski demikian, para peneliti mengatakan, penelitian tidak bisa menemukan hubungan antara kecemasan tentang infeksi dengan perilaku sering mencuci tangan.

Hasil penelitian mengindikasikan, anak-anak dan remaja penderita OCD lebih rentan terhadap krisis pandemi virus corona.

Bagi anak-anak atau remaja yang mengalami OCD, peran anggota keluarga dan orang-orang terdekat lainnya sangat dibutuhkan.

Pengertian terhadap pembatasan sosial, menjaga kebersihan, dan protokol kesehatan Covid-19 lainnya perlu diberikan agar OCD yang dialami tak semakin parah.

Berita Terkini