Rumah Seni di Jalan Braga Cita-cita Ropih Sejak Kecil, Tidak Hanya untuk Galeri Lukisan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GALERI - Galeri lukisan di Rumah Seni Ropih di Jalan Braga, Selasa (30/6).

Ruang publik, yang berada di bawah bangunan, oleh mereka disewakan juga untuk sebuah kegiatan untuk pameran misalnya. "Soal harga mah, ngobrol saja, gampang," kata Gina.

Menurut Gina, ruang publik mereka sering digunakan, tetapi untuk tahun ini belum ada rencana kegiatan. "Saat Covid mah, tidak ada program," kata Gina.

Lukisan Ropih Mendunia

Lukisan buatan Braga terkenal ke mancanegara. Tak terkecuali lukisan Ropih Amantubillah (61).

Abah Ropih menjual lukisannya hingga ke Spanyol, Inggris, Amerika, dan Brasil.

"Kalau lukisan saya banyak pembelinya dari berbagai warna negara," kata Abah Ropih di Rumah Seni Ropih, Jalan Braga, Kota Bandung, Selasa (30/6).

Menurut Ropih, Braga adalah destinasi wisata yang pengunjungnya banyak yang datang dari mancanegera.

"Sedikitnya yang datang ke sini itu berasal dari lima negara," kata Ropih.

Ropih menjual lukisannya mulai harga Rp 10 juta sampai Rp 100 juta. Namun, kata Ropih, lukisannya tidak melulu dinilai dengan uang. Tergantung penilaian orang yang menyenangi karyanya.

"Saya pernah menjual lukisan hingga Rp 150.000.000. Dulu, pas lagi belajar pernah menjual lukisan Rp 500.000," katanya.

Lukisan Ropih memiliki khas warna keemasan. Dia memilih warna itu karena ingin hidup di zaman keemasan, tidak mau menderita.

GALERI - Galeri lukisan di Rumah Seni Ropih di Jalan Braga, Selasa (30/6). (TRIBUN JABAR/JANUAR PH)

Lukisan berjudul Zaman "Puncak Keemasan", misalnya, merupakan doa agar kariernya sebagai pelukis mencapai puncak seutuhnya.

Ropih pun pernah membuat lukisan berjudul "Bunga Harum Mewangi". Lukisan ini merupakan cerminan keinginan dia agar kehidupannya harum mewangi. Minimal, katanya, di lingkungan keluarganya.

"Banyak orang yang hidupnya sangat bermakna. Baunya wangi sampai sekarang, seperti Diponegoro yang namanya harum hingga sekarang," kata pria kelahiran 12 Februari 1959 ini.

Ropih mengaku belajar sejak berusia tujuh tahun. Dia belajar autodidak di bawah bimbingan ayahnya, Mumu Mitra, yang juga pelukis. Dulu, Mumu memiliki Sanggar Jiva Mukti di Babakan Siliwangi.

Halaman
123

Berita Terkini