Sukses Lahirkan Album, Juicy Luicy Malah Diseret ke Pengadilan dan Akhirnya Bebas Layak Rilis

Grup band Juicy Luicy tidak pernah menyangka jika kesuksesan dan jerih payah perjuangan mereka untuk menjadi sebuah band besar tiba-tiba

Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUN JABAR/KEMAL SETIA PERMANA
Grup band Juicy Luicy (berseragam terdakwa belang-belang) saat menjalani persidangan di Pengadilan Musik edisi ke-30 di Kantin Nasion Rumah The Panas Dalam, Jalan Ambon No. 8A, Bandung yang digelar DCDC kerja bareng ATAP Promotions, Jumat (22/2/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Kemal Setia Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Grup band Juicy Luicy tidak pernah menyangka jika kesuksesan dan perjuangan mereka untuk menjadi sebuah band besar dan menghasilkan album tiba-tiba dipermasalahkan Jaksa Penuntut yang memaksa mereka diseret ke Pengadilan Musik, Jumat (22/2/2019) malam.

Band asal Bandung yang lahir pada 2012 atas gagasan adik-kakak Denis dan Julian ini menjadi terdakwa, berseragam belang-belang hitam-kuning, di Pengadilan Musik episode ke-30 yang digelar DCDC (DjarumCoklat Dot Com) bekerja sama dengan ATAP Promotions, karena karya-karyanya kini sudah menarik perhatian publik, khususnya kalangan muda generasi milenial. Apalagi sekarang ini single terakhirnya, “Tanpa Tergesa”.Juicy Luicy berhasil merajai chart di berbagai radio di Indonesia, terutama di daerah Jawa Barat.

Gio Atap, perwakilan ATAP Promotions, mengatakan bahwa kehadiran band Juicy Luicy di Pengadilan Musik ediai 30 ini karena karya mereka sudah berhasil menarik perhatian publik, khususnya kaum zaman now. Terpantau karyanya di YouTube sudah mendapat 5 juta viewer.

"Mereka selalu menghadirkan lagu-lagu yang spektakuker dan direspons bagus di youtube. Kita tahu perjalanan mereka seperti apa, mereka sekarang diambil label. Ini menarik kita untuk mengorek keberhasilan mereka di Pengadilan Musik malam ini," ujarnya.

Persidangan Pengadilan Musik yang dipimpin hakim Man (Jasad) dan didampingi panitera Eddi Brokoli itu dikemas sersan alias serius tapi santai. Bahkan kerap kali muncul pertanyaan lucu dan nyeleneh dari jaksa penuntut yang kemudian dibalas dengan jawaban yang tak kalah bikin ngakak dari pembelanya.

Di awal persidangan jaksa Budi Dalton dan Pidi Baiq sudah langsung memberikan pertanyaan yang di luar prediksi yang langsung mengundang tawa hadirin.

"Band ini sediain juice apa aja?" tanya Budi yang memunculkan pertanyaan itu karena nama band-nya mirip dengan jenis minuman.

"Oh itu beda. (Juicy dengan Juice) Rasa dan cara pembuatannya juga beda," sahut pembela Juicy Luicy, Yoga PHB didukung Ruly Cikapundung yang langsung menjawab pertanyaan jaksa dengan jawaban yang juga langsung memancing tawa coklat friends.

Selain itu jaksa menyoroti sejumlah materi lagu seperti “Kini Nanti dan Selamanya”, “Mulai Berjalan” dan “Bebaskan” hingga warna musik mereka dengan sebutan Motown.Kemudian album perdana Juicy Luicy berjudul Dansa Malam (2013), dengan lagu ”Terjebak Persahabatan” dan “Sabtu Malam Sendiri yang menjadi jagoannya, turut dipermasalahkan.

"Mengapa musiknya disebut Motown?" Tanya Budi Dalton.

Julian menjawab bahwa musik Motown merupakan aliran musik pop soul yang banyak digemari dan menjadi kesukaan mereka.

"Karena musik kami adalah easy listening," tutur Julian.

Sementara Pidi Baiq mempermasalahkan album Dansa Malam yang dibalut kaver amplop klasik berwarna cokelat tanpa alamat.

Kali ini Denis menjawab bahwa nama Dansa Malam terinspirasi begitu saja dan mudah diingat.

"Begitu pun kaver albumnya, itu ditujukan buat siapa saja," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved