Tak hanya di satu media atau satu program, karir Grace Natalie berpindah-pindah.
Lulus kuliah, dia menjadi salah satu penyiar Liputan 6.
Karirnya makin menanjak dalam waktu tiga tahun dan ia sempat berpindah-pindah stasiun TV.
Dari SCTV ia pindah ke ANTV, dan tak lama kemudian dari ANTV ia pindah lagi ke TVOne mengikuti seniornya, Karni Ilyas.
Pada bulan Januari hingga April 2009, Grace Natalie mengikuti kursus kilat di Maastricht School of Management, Belanda.
Kursus itu ditempuhnya ketika bekerja di TVOne.
Kehebatannya di dunia jurnalistik tak perlu diragukan lagi.
Dia pernah beberapa kali melakukan wawancara ekslusif dengan tokoh-tokoh internasional seperti misalnya Abhisit Vejjajiva (Perdana Menteri Thailand), Jose Ramos Horta (presiden Timor Leste), Steve Forbes (CEO Majalah Forbes), George Soros, dll.
Saat ditugaskan di dalam studio, Grace juga masih sering turun ke lapangan melakukan peliputan.
Bahkan, ia meliput peristiwa-peristiwa yang berisiko seperti tragedi tsunami Aceh pada akhir 2004, meletusnya Gunung Talang di Sumatera Barat yang saat itu tengah berstatus "Awas", dan konflik horizontal di Poso, Sulawesi Tengah.
Saat terjadi penggerebekan teroris di Temanggung pada Agustus 2009, Grace Natalie juga meliput di sana.
Pada penggerebekan teroris di Jawa Tengah itu, terjadi tembak menembak antara polisi dengan teroris.
3. Prestasi
Grace Natalie pernah menjadi salah satu pembawa acara berita terfavorit.
Dia sempat menyabet gelar Anchor of the Year 2008 dan Runner Up Jewel of the Station 2009 versi blog News Anchor Admirer.