Rengkak Jaipong Abinaya, Saat Seni Tari dan Dunia Digital Bertemu dalam Irama Kolaborasi
Pentas tari bertajuk "Rengkak Jaipong Abinaya" memadukan seni tari dan digital dalam tarian
Penulis: Adi Ramadhan Pratama | Editor: Siti Fatimah
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gemerincing gamelan dan lantunan musik tradisional Sunda mengalun merdu dari dalam Gedung Budaya Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (1/11/2025).
Panggung yang megah berhiaskan sejumlah alat musik tradisional hingga macam-macam asesoris, menjadi saksi bagaimana 92 penari cilik hingga remaja, menari dengan semangat di hadapan para penonton.
Dengan membawakan berbagai gerak-gerik khas tarian Sunda, mereka tampil dalam perhelatan pentas tari bertajuk "Rengkak Jaipong Abinaya".
Sebagai penyelenggara kegiatan ini, "Studio Tari Abinaya" menunjukkan bahwa hal ini bukanlah sekedar pentas tari biasa.
Ini menjadi ruang ekspresi hingga perayaan budaya bagi semua orang.
Dari puluhan peserta yang tampil kali ini, terdapat 18 kelompok tari yang saling bergantian untuk menampilkan tarian nan indah dihadapan penonton.
Setiap hentakan kaki, kibasan tangan yang diperagakan para penari, hal itu membuat suasana Gedung Sabilulungan menjadi lebih terasa indah. Bahkan, sorak kagum penonton terus terdengar sepanjang acara.
Di balik kemeriahan perhelatan pentas seni ini, terdapat kolaborasi antara dunia seni dan digital.
Salah satu pihak yang turut mendukung penuh acara ini yaitu "Panenku".
Yang mana, Panenku ini menjadi sponsor utama sekaligus rekan kolaborasi yang indah dengan Studio Tari Abinaya.
"Kami melihat, Studio Tari Abinaya memiliki audiens yang kami cari. Karena kami merupakan platform konsultan pertanian digital, Studio Tari Abinaya yang berada di wilayah Kabupaten Bandung dengan banyak lahan pertanian, kami ingin masyarakat tahu kalau kami ada untuk mereka," ujar owner Panenku, Muhammad Naufal Divadha kepada Tribun Jabar pada Sabtu (1/11/2025).
Naufal menjelaskan, panenku sendiri merupakan platform berbasis website yang menyediakan berbagai macam layanan konsultasi pertanian, mulai dari cara melakukan penanaman, merawat, hingga panen.
"Jadi masyarakat yang masih bingung tentang pertanian atau misalkan ada interest pengin nanem tapi belum tahu harus dimulai dari mana. Jadi kami ada untuk memberitakan tahu step-step apa aja yang harus dilakuin sampai akhirnya panen," katanya.
Kehadiran Panenku di acara Studio Tari Abinaya, bukan hanya sekedar dukungan sponsor saja, tetapi juga sebuah bentuk nyata kolaborasi yang indah antara dunia seni tari dengan dunia digital.
Menjelang malam hari, suasana gedung semakin semarak dan terdengar lebih nyaring, ketika penyanyi sekaligus sinden kondang Rita Tila naik ke atas panggung.
Suara lembutnya berpadu dengan iringan musik tradisional, menciptakan suasana harmonis yang membuat penonton larut dalam kebahagiaan.
Tak hanya pertunjukan tari, rangkaian acara Rengkak Jaipong Abinaya juga dimeriahkan oleh deretan tenant-tenant dari mahasiswa yang memamerkan karya dan produk-nya masing-masing
Di sepanjang lorong Gedung Sabilulungan, pengunjung disuguhikan oleh pemandangan penuh warna, dari stand pakaian, makanan, minuman, hingga aksesori buatan tangan dari mahasiswa.
Berdasarkan pantauan Tribun Jabar, salah satu tenant yang menarik perhatian adalah milik Rosi Kirani Sutisna (21). Mahasiswa Binus University Bandung tersebut memiliki brand pakaian sendiri yaitu "Mezita".
Di balik deretan pakaian yang ditatanya rapi di lorong Gedung Sabilulungan, Rosi menuturkan bahwa dirinya menjual pakaian one set yang simpel, namun tetap modis.
"Di sini kami menyediakan pakaian one set. Supaya orang-orang tuh enggak bingung lagi, kalau misalkan beli atasan. Nah kalau di Mezita kitas sudah disediakan juga bawahan nya kayak gitu. Jadi sudah beli ini enggak usah bingung lagi harus dipadu-paduinnya pakai apa," ucapnya.
Dari karya buatnya sendiri itu, Rosi tidak membandrol harga selangit. Baginya harga yang bersahabat dan kualitas terbaik adalah anugrah tersendiri bagi para pengunjung yang membeli produknya.
"Ini produk buatan sendiri. Kalau kami, di sini menjual one set itu Rp150 ribu saja. Kami baru ada di e-commerce aja, kaya di TikTok, Instagram, Shopee dengan nama Mezita The Label," ujarnya.
Tak jauh dari sana, ada juga stand menarik milik mahasiswa Binus University Bandung bernama "Dua Dadu", di mana mereka menjual sejumlah pakaian anak-anak yang modis
Digawangi oleh Sharla Ghaida (21) bersama dua rekannya. Brand mereka menawarkan busana anak dengan desain earth tone yang nyaman dan stylish.
"Awalnya waktu itu ngide aja kayak lucu ya kalau kita bikin baju anak. Apalagi kami semua sering ketemu anak-anak. Kebetulan keluarga juga ada yang guru TK dan sebagainya. Jadi kami terinspirasilah untuk bikin baju anak ini," katanya.
Untuk harga produknya, Sharla mangatakan mereka menjual dari harga Rp60 ribu saja. Meskipun terbilang sangat bersahabat di dompet, kualitas bahannya pun tidak bisa diragukan lagi.
Dari semua rangkaian acara Rengkak Jaipong Abinaya, kreativitas rupanya bisa terus digali dengan seksama. Dibuat tidak batas dengan berbagai kolaborasi yang unik namun menarik untuk dilakukan.
Dari hanya sebuah panggung pentas seni, munculah sebuah ekosistem yang berputar untuk saling berkesinambungan.
| Syarif Bastaman & Sejumlah Tokoh Bentuk Indonesia Locavore Society untuk Wujudkan Kedaulatan Pangan |
|
|---|
| bank bjb Perkuat Peran Inklusi Keuangan dan Pemberdayaan Perempuan Melalui Program PESAT |
|
|---|
| Baksos Kesehatan Buddha Tzu Chi, Ratusan Warga Jalani Pemeriksaan Kesehatan Hingga Operasi Tumor |
|
|---|
| KemenHAM RI dan Unpad Sepakat untuk Penguatan HAM di Kampus |
|
|---|
| Bank bjb Dukung Pemerintah Wujudkan Rumah Layak Huni bagi Warga Cirebon |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Peserta-tari-sedang-menujukan-aksi-tariannya-di-atas-panggung-kepada-para-penonton.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.