Optimalisasi Infrastruktur Digital, Pemkot Bandung Gelar Ngulik: Dari Bandwidth ke Layanan Publik
Pemerintah Kota Bandung melalui Diskominfo kembali menggelar forum Ngobrol Bareng Unit Layanan dan Inovasi Kota (NGULIK) secara daring
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Siti Fatimah
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) kembali menggelar forum Ngobrol Bareng Unit Layanan dan Inovasi Kota (NGULIK) secara daring, Kamis (30/10/2025).
NGULIK kali ini mengambil tema Dari Bandwidth ke Layanan Publik: Optimalisasi Infrastruktur Internet untuk Pemerintah Kota. Kegiatan ini menjadi wadah strategis bagi kepala perangkat daerah, perencana, serta penyelenggara telekomunikasi untuk memperkuat sinergi dalam penataan infrastruktur digital di Kota Bandung.
Kepala Diskominfo Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilyana, dalam laporannya menyampaikan bahwa perkembangan teknologi menuntut aparatur pemerintah untuk terus meningkatkan kemampuan digital.
"Masyarakat Kota Bandung sudah sangat adaptif terhadap teknologi. Berdasarkan penilaian Kementerian Kominfo melalui Indeks Masyarakat Digital (IMD), Bandung menjadi kota dengan tingkat literasi digital tertinggi di Indonesia. Artinya, masyarakat kita sudah sangat melek digital, dan pemerintah tidak boleh tertinggal," ujar Yayan.
Ia mengatakan, bahwa kegiatan Ngulik yang rutin dilaksanakan setiap Kamis merupakan wadah pembelajaran dan diskusi internal lintas sektor agar ASN di lingkungan Pemkot Bandung tidak tertinggal oleh kemajuan teknologi masyarakatnya.
Yayan mencontohkan, tuntutan masyarakat terhadap kecepatan dan stabilitas layanan publik berbasis internet kini semakin tinggi. Gangguan jaringan atau gangguan sistem pelayanan digital akan langsung memicu keluhan publik.
"Kalau layanan online mati, masyarakat langsung bereaksi. Kalau internet lemot, mereka komplain ke kami. Artinya, kebutuhan akan infrastruktur digital sudah setara dengan kebutuhan dasar lain seperti air dan listrik," katanya.
Dalam paparannya, Yayan menyebutkan bahwa saat ini Kota Bandung memiliki sekitar 1.000 menara pemancar (tower) yang tersebar di berbagai wilayah.
Namun berdasarkan hasil kajian bersama Telkom Indonesia, jumlah tersebut masih belum mencukupi.
"Dari hasil kajian, Bandung masih membutuhkan sekitar 700 menara tambahan untuk memenuhi kebutuhan jaringan yang terus meningkat, terutama karena pergeseran perilaku digital dari audio ke video, hingga pemanfaatan teknologi berbasis AI," ujar Yayan.
Selain keterbatasan infrastruktur menara, Yayan juga menyoroti persoalan klasik di lapangan yaitu semrawutnya kabel serat optik (FO) yang melintang di udara.
Ia menyebut, kondisi ini tidak hanya mengganggu estetika kota tetapi juga berisiko menghambat konektivitas.
"Setiap Selasa kami bersama Apjatel rutin turun ke lapangan untuk menertibkan kabel-kabel udara yang semrawut, berdasarkan aduan masyarakat. Banyak kabel yang sudah tidak aktif, bahkan tidak berizin," katanya.
Sebagai langkah konkret, mulai Jumat, 31 Oktober 2025, Diskominfo akan melaksanakan pembersihan kabel udara di kawasan Jalan Buah Batu.
Sebanyak 30 kabel yang melintang di area tersebut akan dipotong dalam dua minggu ke depan, karena pemerintah sudah menyiapkan jalur ducting bawah tanah untuk penggantinya.
"Ada sekitar 750 kabel yang akan dipindahkan ke bawah tanah agar tampilan kota lebih rapi dan aman. Mohon dukungan semua pihak, termasuk DPRD, camat, dan lurah agar penataan ini berjalan lancar tanpa menimbulkan blank spot," katanya.
Dalam kesempatan itu, Yayan juga menitipkan pesan kepada para camat dan lurah agar turut menjaga keberadaan infrastruktur digital di wilayah masing-masing.
Ia mengingatkan bahwa gangguan atau perusakan terhadap perangkat jaringan bisa berdampak luas terhadap layanan publik.
"Kalau tower atau kabel diganggu, yang rugi masyarakat juga. Karena itu, kami mohon dukungan penuh dari pemerintah wilayah dan masyarakat untuk ikut menjaga infrastruktur yang ada," ujar Yayan.
Yayan menegaskan bahwa keberhasilan transformasi digital tidak bisa dicapai hanya oleh pemerintah, tetapi membutuhkan kolaborasi dengan pihak swasta dan penyelenggara telekomunikasi.
Selain itu, Yayan juga menyampaikan apresiasi kepada asosiasi penyedia jaringan seperti APJATEL dan APJII yang telah konsisten mendukung program digitalisasi Kota Bandung.
"Tanpa kolaborasi dengan penyelenggara dan asosiasi, mustahil kita bisa memperluas konektivitas hingga ke seluruh pelosok kota. Semoga forum Ngulik kali ini menjadi langkah nyata menuju Bandung yang semakin terkoneksi dan berdaya digital," katanya.
| Melancong Ke Singapura, Betah Di Bandara Changi dan Menjajal Kuliner Halal Di Lau Pa Sat |
|
|---|
| Sinergi bank bjb dan Pemerintah Daerah Sumedang Wujudkan Hunian Layak untuk Semua |
|
|---|
| Komisi I DPRD Jabar Apresiasi Langkah Bea Cukai Berantas Rokok Ilegal |
|
|---|
| Ratusan Siswa Diduga Keracunan MBG di Bandung Barat, Fraksi PKS DPRD Jabar Desak Perbaikan Sistemik |
|
|---|
| Bima Arya Puji Pemkab dan Kodim Sumedang Progres Pembanguan KDKMP |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/program-ngulik-pemkot-bandung.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.