Mitigasi Kekeringan di Garut, Unpad dan KKM Desa Pasir Waru Petakan Air Tanah

Unpad dan KKM Desa Pasir Waru memetakan air tanah untuk mitigasi kekeringan di desa tersebut

Editor: Siti Fatimah
Dok Unpad
TIM PKM UNPAD - Pemetaan air tanah dengan metode Geolistrik kolaborasi Tim PKM Unpad dan Tim KKM Desa Pasirwaru. 

TRIBUNJABAR.ID, GARUT – Kekeringan masih menjadi persoalan serius bagi warga Desa Pasirwaru, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut. Setiap musim kemarau, terutama di Kampung Cibadak-1, Desa Pasirwaru yang berjarak sekitar 39 kilometer dari Kampus Unpad Jatinangor, masyarakat kesulitan memperoleh air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Selama ini, desa mengandalkan pasokan air bersih melalui mobil pemadam kebakaran.

“Bantuan air memang membantu, tetapi sifatnya sementara. Kami butuh solusi yang lebih permanen,” ujar Kepala Desa Pasirwaru, Ita Suherman.

Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi

Untuk mengatasi masalah tersebut, Universitas Padjadjaran (Unpad) melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi menjalin kerja sama dengan Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) Desa Pasirwaru yang dipimpin Maman Suparman. Tim PKM Unpad terdiri dari Dr. Budy Santoso, M.T, Bambang Wijatmoko, S.SI., M.Si dan Liu Kin Men, S.Si., M.Si.

Program PKM ini berlangsung Mei–Juli 2025 ini fokus pada pemetaan potensi air tanah berbasis teknologi geofisika.

Kegiatan tersebut sekaligus mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-6, yaitu menjamin ketersediaan dan pengelolaan air bersih serta sanitasi berkelanjutan bagi semua.

Pemetaan Air Tanah dengan Geolistrik

Tim Unpad bersama warga melakukan penyelidikan bawah tanah dengan metode geolistrik Vertical Electrical Sounding (VES) konfigurasi Schlumberger.

Panjang lintasan pengukuran antara 400 hingga 550 meter, disesuaikan dengan kondisi topografi.

Dari hasil pengukuran pada lima titik (GL-01 hingga GL-05), ditemukan zona prospektif akuifer pada kedalaman lebih dari 70 meter.

Satu lokasi yaitu pada titik GL-03 direkomendasikan sebagai titik pengeboran potensial dengan kedalaman 87–135 meter.

“Dengan teknologi ini, posisi lapisan pembawa air dapat dipetakan lebih akurat sehingga pengeboran bisa tepat sasaran,” ujar salah satu anggota tim geofisika Unpad, Dr. Budy Santoso, M.T. dala keterangan resmi  Unpad.

Interpretasi data menunjukkan lapisan prospektif berupa pasir tufaan atau batuan sedimen vulkanik berpori dengan nilai tahanan jenis 28,42–53,23 Ohm.meter.

Kondisi ini mengindikasikan adanya lapisan jenuh air yang berpotensi dimanfaatkan sebagai sumber air bersih.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved