Konveksi di Jalan Suci Bandung Sepi Order Agustusan: Bendera Merah Putih atau One Piece Sama Sepinya

Meski ramai dibicarakan di media sosial, para pengusaha konveksi mengaku belum menerima satu pun pesanan terkait benderaone piece.

Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
tribunjabar.id / Nappisah
Suasana konveksi di Jalan Surapati-Cicaheum, Kota Bandung menjelang Hari Kemerdekaan RI. Mereka belum terima orderan bendera one piece yang viral di media sosial ataupun bendera Merah Putih. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Bendera bajak laut One Piece yang terpasang di sejumlah ruas jalan jelang 17 Agustus rupanya belum berdampak signifikan bagi pelaku usaha konveksi di kawasan Jalan Suci (Surapati–Cicaheum), Kota Bandung.

Meski ramai dibicarakan di media sosial, para pengusaha konveksi mengaku belum menerima satu pun pesanan terkait bendera cerita fiksi dari anime Jepang tersebut.

Sari (30), salah satu pegawai di toko konveksi di Jalan Suci, mengakui bahwa fenomena bendera One Piece memang tengah ramai. Namun, belum ada pelanggan yang memintanya untuk membuat bendera tersebut.

“Memang bendera One Piece itu viral, tapi kami belum menerima orderan,” ujar Sari saat ditemui di lokasi, Senin (4/8/2025).

Bendera Jolly Roger milik kru Bajak Laut Topi Jerami, simbol khas dari anime One Piece, belakangan muncul di berbagai tempat, bahkan berdampingan dengan bendera Merah Putih. 

Fenomena ini mencuri perhatian warganet karena muncul menjelang HUT ke-80 Republik Indonesia. Banyak yang menganggapnya sebagai bentuk ekspresi generasi muda yang kreatif sekaligus nyeleneh.

Meski begitu, tidak sedikit pula yang menilai pemasangan bendera tersebut kurang tepat karena bukan simbol resmi negara.

Di sisi lain, pelaku konveksi justru mengalami kondisi sebaliknya. Sari menyebut pesanan jelang 17 Agustus tahun ini jauh lebih sepi dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Kondisinya saat ini stagnan, orderan belum menggeliat,” katanya.

Rossi (55), pemilik Toko Rossi T-shirt, menyampaikan hal serupa. Ia mengaku tahun ini tidak ada permintaan pembuatan bendera, baik ukuran besar maupun kecil.

Pelanggan justru lebih banyak memesan pakaian bertema kemerdekaan untuk acara seremonial. Bahkan, sudah hampir lima tahun lamanya pihaknya tidak memproduksi bendera dalam jumlah besar (partai). 

“Dulu mah bendera kecil-kecil saya produksi. Sekarang mah jarang ada permintaan. Lebih ke seragam atau baju yang penting bisa digunakan,” katanya.  

Meski demikian, Rossi tetap bersyukur masih menerima pesanan pakaian dalam jumlah besar. 

“Dapat 2.000 sama 700 pieces tapi untuk universitas yang ada di Lampung. Ada juga yang memesan 1.400 kaos olahraga. Satu bulan ini saya ada 5.000 kaos, kaos baju, kemeja,” ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved