Keluh Kesah Pengusaha Bus Pariwisata Asal Cimahi: Terpuruk Dampak Larangan Study Tour Dedi Mulyadi

Operasional satu unit bus yang biasanya mencapai 10 kali dalam sebulan kini hanya menyisakan setengahnya.

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Pelaku usaha pariwisata memblokade Flyover Pasupati dengan cara menghentikan bus pariwisata yang mereka tumpangi usai menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/7/2025). 

Laporan kontributor Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan

TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Pengusaha bus pariwisata Kota Cimahi mengalami kondisi kian terpuruk akibat adanya larangan study tour yang diberlakukan oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

Pelarangan study tour sekolah diberlakukan Dedi Mulyadi melalui Surat Edaran (SE) Nomor 45/PK.03.03.KESRA pada 6 Mei 2025.

PO Bus PT Kaliptra Pesona Mandiri (KPM) Kota Cimahi misalnya, mereka mengaku mengalami penurunan pesanan hingga 50 persen.

Operasional satu unit bus yang biasanya mencapai 10 kali dalam sebulan kini hanya menyisakan setengahnya.

"Satu unit paling 5 kali dalam satu bulan, kita punya 13 unit bus, rata-rata sebulan 80 persen keluar, sekarang tinggal 40 persen, jadi setengahnya,"  kata Perwakilan PO Bus KPM, Alex Firmansyah saat ditemui, Senin (28/7/2025).

Alex tak menampik jika kegiatan pariwisata dari sekolah menjadi salah satu andalan dari perusahaan meski harus bersaing secara ketat.

Saat ini, perusahaan terpaksa memutar otak lebih keras agar usaha mereka terus berjalan.

"Sekarang acara orang nikah juga kita ambil, ya bagaimana caranya, dulu ziarah ramai sekarang juga turun, kemarin alhamdulillah ada siswa dari Pusdik-Pusdik (Militer) alhamdulillah kebantu," ujarnya.

Alex menegaskan, pihaknya tidak berharap adanya pencabutan Surat Edaran (SE) Nomor 45/PK.03.03.KESRA.

Mereka hanya ingin pemerintah bersikap bijaksana dengan memberikan opsi-opsi alternatif agar usaha mereka tetap berjalan dengan baik. 

"Di perusahaan itu banyak, ada sopir, kenek itu dipikirin, ada bahasa hanya bikin kaya yang punya PO, tidak seperti itu juga, mereka (Sopir dan Kondektur) itu nyari rezeki untuk anak sekolah, beli beras, jajan, toh mereka dari situ. Mereka juga rakyat, kalau ingin mensejahterakan rakyat, mereka juga rakyat kan," tandasnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved