Berita Viral
Apa Itu Laptop Chromebook? Diduga Dikorupsi Eks Pegawai Kemendikbudristek Era Nadiem Makarim
Laptop Chromebook menjadi sorotan setelah diduga dikorupsi oleh empat mantan pegawai Kemendikbudristek pada era Nadiem Makarim.
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
TRIBUNJABAR.ID - Laptop Chromebook menjadi sorotan setelah diduga dikorupsi oleh empat mantan pegawai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada era Nadiem Makarim.
Empat mantan pegawai Kemendikbudristek tersebut adalah stafsus Jurist Tan (JT); Konsultan Teknologi Ibrahim Arief, Direktur Jenderal PAUD Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek tahun 2020-2021 Mulyatsyahda (MUL), dan Direktur Sekolah Dasar Sri Wahyuningsih (SW).
Berdasarkan keterangan Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Dirdik Jampidsus) Kejagung Abdul Qohar, keempatnya dianggap melakukan pemufakatan jahat dengan bersekongkol dalam pengadaan laptop Chromebook di era Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek.
"Terhadap empat orang tersebut, malam hari ini penyidik telah memiliki barang bukti yang cukup untuk menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka," ujar Abdul Qohar saat konferensi pers, di Lobi Gedung Bundar Jampidsus Kejagung, Jakarta, Selasa (15/7/2025) malam, dikutip dari Kompas.com.
Lantas, apa itu sebenarnya laptop Chromebook?
Laptop Chromebook diperkenalkan pada 2011.
Sekilas, Chromebook ini terlihat seperti laptop biasa. Tetapi, Chromebook memiliki sistem operasi yang berbeda dari laptop pada umumnya.
Jika biasanya laptop menggunakan sistem operasi Windows atau Linux, Chromebook menggunakan sistem operasi Chrome OS buatan Google.
Baca juga: Mantan Staf Khusus Nadiem Makarim Akan Ditetapkan Jadi Buron Setelah Selalu Mangkir
Sistem operasi Chrome OS ini mirip dengan sistem operasi Android di smartphone yang dilengkapi dengan toko aplikasi Google Play Store untuk menginstal berbagai aplikasi.
Chromebook mengandalkan ekosistem cloud milik Google yang membuat penggunanya bisa menggunakan aplikasi seperti Google Docs, Slides, Sheets, dan Drawing sebagai pengganti Microsoft Office.
Pada umumnya, laptop Chromebook memiliki spesifikasi yang lebih rendah daripada laptop biasa, karena memang ditujukan untuk pemakaian ringan seperti bekerja, belajar, dan hiburan.
Akan menjadi kurang maksimal apabila laptop Chromebook ini menjalankan pekerjaan berat seperti mengedit video.
Namun, jika hanya untuk mengedit foto atau video secara dasar, Chromebook masih mampu melakoninya.
Selain itu, laptop Chromebook juga sangat bergantung dengan koneksi internet karena memang dirancang untuk para pengguna yang banyak terhubung dengan internet.
Hal ini akan cukup merepotkan jika Chromebook digunakan di area dengan jaringan internet yang buruk atau bahkan tidak ada. Namun, Google perlahan memperbaiki kelemahan ini.
Beberapa aplikasi mulai bisa digunakan lewat Chromebook, termasuk jika sedang dalam keadaan tidak terkoneksi internet. Aplikasi itu seperti Netflix, YouTube, dan Spotify.
Terlebih lagi, alokasi penyimpanan yang digunakan memang harus terkoneksi internet karena berbasis cloud, bukan penyimpanan lokal.
Hardware
Dilansir dari KompasTekno, sebagian besar Chromebook menggunakan penyimpanan jenis MultiMedia Card (eMMC), yakni penyimpanan flash seperti solid-state drive (SSD).
Bedanya, SSD memiliki kinerja yang jauh lebih unggul, lebih cepat dan tersedia dalam ukuran yang jauh lebih besar dibanding eMMC.
Ukuran penyimpanan Chromebook lebih mirip dengan penyimpanan smartphone, misalnya kapasitas 16 GB, 32 GB, atau 64 GB.
Cukup atau tidaknya kapasitas penyimpanan Chromebook bergantung pada seberapa banyak file dan aplikasi yang tersimpan.
Baca juga: Kejagung Buka Peluang Geledah Rumah Nadiem Makarim, Lihat Perkembangannya Seperti Apa
Biasanya, Chromebook memiliki slot microSD untuk memperluas ruang penyimpanan.
Tapi, pengguna juga bisa memilih menyimpan file di dalam cloud untuk menghemat konsumsi memori internal.
Sementara laptop, memiliki ruang penyimpanan SSD dengan kapasitas mulai dari 128 GB hingga 4 TB.
Selain SSD, tidak sedikit laptop yang juga masih menggunakan hard-disk drive (HDD).
Duduk Perkara
Dugaan kasus korupsi pengadaan laptop di Kemendikbudristek pada 2020-2022 dengan total anggaran Rp9,3 triliun kini menjadi sorotan.
Laptop tersebut ditujukan untuk siswa PAUD, SD, SMP, dan SMA, termasuk di daerah 3T.
Keempat tersangka diduga menyalahgunakan wewenang dengan membuat petunjuk pelaksanaan (juklak) yang mengarahkan pengadaan ke produk Chrome OS atau Chromebook, padahal kajian awal Kemendikbudristek menunjukkan kelemahan Chrome OS dan dinilai tidak efektif di Indonesia.
Jurist Tan, Staf Khusus Nadiem (yang tidak berwenang dalam perencanaan pengadaan), diduga melobi tiga tersangka lain yakni, Ibrahim Arief, Mulyatsyahda, dan Sri Wahyuningsih, untuk menggunakan Chrome OS.
Sri Wahyuningsih, Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek, diduga memerintahkan penggunaan Chrome OS dan membuat juklak 2021 untuk pengadaan laptop berbasis Chrome OS.
Mulyatsyahda, Dirjen PAUD Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek 2020-2021, juga membuat petunjuk teknis yang mengarahkan penggunaan Chrome OS pada 2021-2022.
"Bahwa dalam pelaksanaannya pengadaan TIK di Kemendikbudristek Tahun 2020 sampai dengan 2022 yang bersumber dari dana APBN Satuan Pendidikan Kemendikbudristek dan dana DAK yang seluruhnya berjumlah Rp9.307.645.245.000 dengan jumlah sebanyak 1.200.000 unit Chromebook yang semuanya diperintahkan oleh NAM (Nadiem Anwar Makarim) menggunakan pengadaan lengkap dengan software Chrome OS," kata Abdul Qohar.
"Chrome OS tersebut dalam penggunanya untuk guru dan siswa tidak dapat digunakan secara optimal karena ChromeOS sulit digunakan khususnya bagi guru dan siswa pelajar," tambahnya.
Kasus ini menyebabkan kerugian negara hingga Rp1,98 triliun. Meskipun 1,2 juta unit laptop Chromebook telah disebar ke seluruh Indonesia, termasuk daerah 3T, penggunaannya tidak maksimal.
"(Laptop) tidak dapat digunakan secara optimal karena Chrome OS (Operating System) sulit digunakan, khususnya bagi guru dan siswa pelajar," ungkap Abdul Qohar.
Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.
Sosok Gus Irfan Cucu Pendiri Nahdlatul Ulama yang Disebut-sebut Bakal Jadi Menteri Haji dan Umrah |
![]() |
---|
Viral Kisah Kocak Ojol Karimun Kepri Terima Pesanan Martabak ke Madiun, Sempat Bingung Cari Alamat |
![]() |
---|
Viral Klinik Kecantikan Kebanjiran Pasien Minta Ubah Wajah Mirip Filter seperti di Sosial Media |
![]() |
---|
Sosok Salsa Erwina Hutagalung, Influencer yang Tantang Debat Ahmad Sahroni, Prestasinya Mentereng |
![]() |
---|
Viral Pemilik Toko Online Curhat Barang Returan Diduga Dijual Oknum Kurir Ekspedisi, J&T Buka Suara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.