Warga Luar Jabar Berkunjung ke Lembur Pakuan Subang untuk Mengadu Nasib, Dedi: Semuanya Kami Layani

Lembur Pakuan Subang yang merupakan tempat tinggal pribadi Dedi Mulyadi kian dikenal orang sejak dia menjadi Gubernur Jabar.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Giri
ahya nurdin/tribun jabar
PANGGUL BERAS - Dedi Mulyadi memanggul sekarung beras saat kegiatan Budaya Ruwat Jagat Mapag Hujan di Lembur Pakuan Subang, Jumat (27/10/2023). Dedi menegaskan mencoba menangani semua masalah orang yang datang ke Lembur Pakuan. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lembur Pakuan Subang yang merupakan tempat tinggal pribadi Dedi Mulyadi kian dikenal orang sejak dia menjadi Gubernur Jabar. Bahkan, Lembur Pakuan menjadi destinasi wisata baru. 

Selalu ada masyarakat yang berkunjung ke Lembur Pakuan, baik dari sekitar Jabar maupun luar Jabar, setiap hari. 

Dedi mengatakan, kunjungan wisata ke Lembur Pakuan setiap minggunya bisa mencapai 50 ribu orang, mulai dari yang berwisata hingga mengadu nasib.

"Tetapi ke Lembur Pakuan ini banyak yang mengadu nasib. Bukan hanya dari Jawa Barat. Barusan saja kan dari Solo. Ingin nitipin anaknya masuk ke barak," ujar Dedi, Jumat (11/7/2025).

"Ada yang kemarin dari Medan, di Medan-nya itu dia seolah-olah mendapat hadiah dari Gubernur Rp 50 juta. Terus kemudian ada dari Sumatera Barat, datang, sakit. Semuanya kami layani dengan baik, apalagi yang Jabar," ucap mantan anggota DPR RI ini.

Baca juga: Puluhan Pengunjung Lembur Pakuan Telantar Tak Bisa Pulang Berharap Bantuan KDM, Dinsos Subang Pusing

Menurutnya, banyak masyarakat yang datang ke Lembur Pakuan yang bukan hanya berwisata, tapi bertemu langsung dengannya.

Namun, sebagai Gubernur, Dedi mengaku tidak bisa setiap hari menemui semua masyarakat yang berkunjung ke Lembur Pakuan

"Hari ini ada yang jalan dari Bandung ke Lembur Pakuan, ingin ketemu, kakinya bengkak, lagi dirawat dulu. Semua orang yang datang ke Lembur Pakuan, siapa pun, dengan tujuan apapun, pasti dilayani dengan baik, diberi makan, dan semampu kita berbagai problemnya pasti diselesaikan. Pasti diselesaikan, tidak ada yang tidak diselesaikan," katanya. 

Dedi membuka posko pengaduan hukum di Lembur Pakuan. Menurutnya, banyak masyarakat yang datang untuk membuat aduan, mulai dari pelecehan anak di bawah umur, kriminal, hingga persoalan tanah.

"Dan di situ (Libur Pakuan) kan ada kantor pengacara yang menangani. Jadi yang bermasalah hukum langsung ditangani oleh pengacara," katanya. 

Baca juga: Cerita 3 Warga Papua Tempuh Perjalanan 4 Hari, Habiskan Rp 20 Juta ke Lembur Pakuan Demi Bertemu KDM

Meski banyak yang datang ke Lembur Pakuan untuk mengadu nasib, bahkan sampai tidak memiliki ongkos untuk pulang, Dedi mengaku tetap membuka rumah pribadinya untuk umum. 

"Kita terbuka. Saya itu setiap hari menyiapkan makan 200 porsi untuk tamu yang datang dengan berbagai kepentingan. Di luar yang wisata, ya," katanya. 

Dia menegaskan, semampunya ditangani.

"Yang anaknya butuh baju sekolah, yang anaknya butuh biaya nebus ijazah, pasti kita tanganin. Semuanya ditangani dengan baik. Kemarin sudah saya berangkatkan melalui pesawat Lion di Soekarno-Hatta pulang ke Medan. Pesawatnya kita biayain. Selama di sini nginep dua hari hotelnya kita bayarin, pulangnya kita bekelin, dan itu non-APBD ya," ucapnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved